E-LEARNING
OLEH : WEST ALQORNI
ABSTRAKSI
Proses pembelajaran di jaman berkembangnya teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) seperti
saat ini memungkinkan ketidakhadiran guru dalam kelas. Proses pembelajaran
tidak lagi bergantung pada guru sebagai satu-satunya sumber belajar, dan dapat
berlangsung kapan saja dan di mana saja. Proses pembelajaran tidak lagi hanya berbentuk
komunikasi verbal antara guru dan siswa. Dengan pesatnya perkembangan TIK di
dunia pendidikan, dengan internet sebagai bagian integral di dalamnya, banyak
lembaga pendidikan yang menawarkan pembelajaran berbasis web, atau yang sering
disebut dengan pembelajaran online atau e-Learning. Jenis pembelajaran seperti
ini tentu saja membutuhkanpengelolaan yang baik dan maksimal, agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Dengan
segala kemudahan dan kelebihan yang diberikan aplikasi pembelajaran e-Learning,
seyogyanya hal tersebut tidak diartikan dengan menghilangkan atau menggantikan
peran seorang guru dalam pembelajaran. Perlu dipahami bahwa teknologi internet
hanyalah berperan sebagai media yang jika dimanfaatkan dalam pembelajaran akan
banyak membantu, tetapi penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran tidak
dapat mengambil alih seluruh peran seorang pengajar. Harus disadari juga
bahwayang menjadi kunci utama dalam proses pembelajaran adalah tetap pendidikan
itu sendiri, yang di dalamnya terkandung interaksi, baik guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa. e-Learning juga dapat mempersingkat jadwal
target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus
dikeluarkan oleh sebuah program pendidikan. e-Learning merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran yang
dipersepsikan bersifat student centered. Pemanfaatan e-Learning diharapkan
dapat memotivasi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini sebagai bentuk tugas individu pada Mata Kuliah
“Sistem Informasi Manajemen Pendidikan”.
Dalam makalah ini akan disajikan materi yang diharapkan
dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi para pembaca.
Penyusun sangat sadar makalah ini masih banyak sekali
kekurangan. Oleh karena itu penyusun sangat terbuka sekali bagi berbagai
kritikan dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya penyusun
mohon maaf atas segala kekurangannya dan mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Mei 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan dan Kegunaan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A.
Definisi e-Learning 3
B.
Fungsi dan Tujuan e-Learning 4
C.
Model-Model e-Learning 6
D.
Kelebihan dan
Kekurangan e-Learning 7
E.
Proses Pengembangan e-Learning 8
F.
Pemanfaatan e-Learning
dalam Pembelajaran 9
G.
Penerapan e-Learning
dalam Pembelajaran 11
BAB III PENUTUP 13
A. Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Oleh karena itu kualitas pendidikan itu sendiri perlu ditingkatkan.
Pendidikan yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh sistem pendidikan, termasuk
kurikulum, pendidik, metode pembelajaran, materi dan juga media yang digunakan
dalam pembelajaran. Pendidikan pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan
dari pendidik kepada peserta didik. Pesan akan sampai kepada peserta didik
apabila peserta didik dapat menangkap dan memahami isi pesan tersebut.
Proses
pembelajaran dapat berhasil dengan baik jika peserta didik diajak untuk
melibatkan semua alat inderanya, karena semakin banyak alat indera yang
digunakan untuk menerima dan mengolah pesan semakin banyak pula pesan yang
dapat dimengerti dan bertahan lama dalam ingatan peserta didik. Dengan
menggunakan media dalam penyampaian pesan, maka peluang untuk menggunakan semua
alat indera peserta didik lebih banyak, sehingga penggunaan media sangat
membantu dalam proses pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efesian
sesuai dengan tujuan pendidikan.
Salah
satu media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu media yang
berbasis komputer berupa internet. Dengan internet peserta didik dapat
mengakses materi yang diinginkan dengan cepat. Proses pembelajaran dengan
menggunakan media yang berbasis internet ini dapat dikenal sebagai model
pembelajaran e-Learning.
Model
pembelajaran elektronik atau E-Learning
adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-Learning merupakan
dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-Learning, peserta didik
tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-Learning juga dapat
mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya
yang harus dikeluarkan oleh sebuah program pendidikan. E-Learning merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran yang
dipersepsikan bersifat student centered. Pemanfaatan e-Learning diharapkan
dapat memotivasi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut
:
1. Apa pengertian dari e-Learning?
2. Apa fungsi dan tujuan e-Learning?
3. Apa saja jenis e-Learning?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan e-Learning?
5. Bagaimana proses pengembangan e-Learning?
6. Bagaimana pemanfaatan e-Learning dalam pembelajaran?
7. Bagaimana penerapan e-Learning pada pembelajaran?
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan
1. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian e-Learning
b. Untuk mengetahui fungsi dan
tujuan e-Learning?
c. Untuk mengetahui jenis e-Learning
d. Untuk mengetahui kelebihan & kekurangan e-Learning
e. Untuk mengetahui proses pengembangan e-Learning
f. Untuk mengetahui pemanfaatan e-Learning dalam pembelajaran
g. Untuk mengetahui penerapan e-Learning dalam pembelajaran
2. Kegunaan Penulisan
a. Secara teoritis. Memberikan tambahan pengalaman dan khasanah keilmuan
tentang media e-Learning
b. Secara praktis. Dari hasil tambahan pengetahuan tentang e-Learning ini
dapat diterapkan dalam pembelajaran dengan langkah-langkah praktis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi e-Learning
e-Learning
atau pembelajaran elektronik, merupakan salah satu bentuk dari aplikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kegiatan pembelajaran. Adapun
definisi e-Learning menurut ahli :
“A broad combination of processes, content, and infrastructure to use
computers and networks to scale and/or improve one or more significant parts of
a learning value chain, including management and delivery.” (Adrich dalam Clark
: 2010)
Clark
Adrich dalam bukunya yang berjudul “Simulations and the Future of Learning”
menekankan definisi e-Learning pada kerangka berpikir penggunaan jaringan
komputer. Ia menyatakan bahwa e-Learning merupakan sebuah kombinasi antara
proses, materi dan infrastruktur dalam penggunaan komputer dan jaringannya
dalam rangka meningkatkan kualitas pada satu atau lebih bagian signifikan dari
aspek-aspek rangkaian kegiatan pembelajaran, termasuk di antaranya adalah aspek
manajemen dan aspek pendistribusian materi pelajaran.
e-Learning
atau electronic learning merupakan pembelajaran yang disajikan secara
elektronik dengan menggunakan komputer dan media berbasis komputer. Media
komputer yang dimaksud di sini lebih berorientasi pada penggunaan teknologi
komputer dan internet.
“E-Learning
is a broad set of applications and processes which include web-based learning,
computer-based learning, virtual and digital classrooms. Much of this is
delivered via the Internet, intranets, audio and videotape, satellite
broadcast, interactive TV, and CD-ROM. The definition of e-Learning varies
depending on the organization and how it is used but basically it is involves
electronic means of communication, education, and training.” (The American
Society for Training and Development/ASTD: 2009)
Organisasi Masyarakat
Amerika untuk Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan (The American Society for
Training and Development/ASTD) memberikan definisi umum yang lebih spesifik
terhadap metode maupun media yang digunakan dalam proses e-Learning.
Definisi ini dimuat dalam situs web about-elearning.com. Definisi
tersebut menyatakan bahwa e-Learning merupakan proses dan kegiatan
penerapan pembelajaran berbasis web (web-based learning), pembelajaran
berbasis komputer (computer based learning), pendidikan virtual (virtual
education) dan/atau kolaborasi digital (digital collaboration).
Materi-materi dalam kegiatan pembelajaran elektronik tersebut kebanyakan
dihantarkan melalui media internet, intranet, tape video atau audio,
penyiaran melalui satelit, televisi interaktif dan CD-ROM. Definisi ini juga
menyatakan bahwa definisi dari e-Learning bisa bervariasi tergantung
dari penyelenggara kegiatan e-Learning tersebut dan bagaimana cara
penggunaannya, termasuk juga apa tujuan penggunaannya.
e-Learning
merupakan sistem pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat
untuk membantu kegiatan pembelajaran, yang dalam arti luas mencakup
pembelajaran yang dilakukan dengan media elektronik (internet) baik secara
formal maupun informal. Secara formal misalnya berupa kurikulum, silabus, mata
pelajaran, dan tes yang telah diatur sesuai jadwal oleh pihak-pihak terkait,
yaitu pengelola e-Learning.
Dengan
e-Learning pembelajaran akan lebih menarik karena tampilan di layarnya bisa
dibuat variatif yang menarik. Pembelajaran ini dapat juga disebut pembelajaran
jarak jauh yang dikelola oleh Perguruan Tinggi dan biasanya perusahaan
konsultan yang bergerak dibidang penyedia jasa e-Learning untuk umum. Sedang
secara informal misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau web
pribadi, dan perusahaan yang mensosialisasikan untuk masyarakat, dan biasanya
jasa seperti ini gratis.
Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa pembelajaran elektronik (e-Learning) merupakan
kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (internet, LAN, MAN, WAN)
sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh
berbagai bentuk layanan belajar elektronik lain.
B. Fungsi dan Tujuan e-Learning
1. Fungsi e-Learning
e-Learning sebagai suatu model pembelajaran yang baru memiliki
beberapa fungsi terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom
instruction). Siahaan dalam Kamil (2010), memaparkan fungsi e-Learning tersebut
sebagai berikut:
a.
Suplemen;
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen atau tambahan apabila peserta didik
mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran
elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi
peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran.
b.
Komplemen;
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen atau pelengkap apabila materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang
diterima siswa di dalam kelas (Lewis: 2002). Sebagai komplemen berarti materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement atau
remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
konvensional.
c.
Substitusi;
Beberapa perguruan tinggi di negara maju memberikan beberapa alternatif model
kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya agar para
mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai
dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa.
c.
2. Tujuan e-Learning
Tujuan e-Learning adalah untuk meningkatkan daya serap dari para pembelajar
atas materi yang diajarkan, meningkatkan partisipasi aktif dari para
pembelajar, meningkatkan kemampuan belajar mandiri, dan meningkatkan
kualitas materi pembelajaran. Diharapkan dapat merangsang pertumbuhan inovasi
baru para pembelajar sesuai dengan bidangnya masing-masing. e-Learning
merupakan alternatif pembelajaran yang relatif baru untuk menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar dengan menggunakan berbagai fasilitas
teknologi informasi, seperti teknologi komputer baik hardware maupun software,
teknologi jaringan seperti local area network dan wide area network, dan
teknologi telekomunikasi seperti radio, telepon, dan satelit. Salah satu bagian
dari kegiatan e-Learning yang menggunakan fasilitas internet adalah distance
learning, merupakan suatu proses pembelajaran, dimana pengajar dan pembelajar
tidak ada dalam satu ruangan kelas secara langsung pada waktu tertentu; artinya
kegiatan proses belajar mengajar dilakukan dari jarak jauh atau tidak dalam
satu ruangan kelas. Hal ini memungkinkan terjadinya pembelajaran yang
berkesinambungan, artinya pembelajar bisa belajar setiap saat, balk slang
maupun malam hari, tanpa dibatasi waktu perternuan. Berbagai peluang tersebut
diatas rnasih menghadapi berbagi tantangan baik dari kesiapan iqfrastuktur
teknologi informasi, masyarakat, dan peraturan yang mendukung terhadap
kelangsungan e-Learning. Dikemukakan juga sepintas mengenai peluang dan
tangangan media e-Learning, seperti pada media voice mail, audiotape,
audioconference, e-mail, online chat, web based education, videotape, satellite
videoconference, microwave videoconference, dan cable atau broadcast
television.
C. Model-Model e-Learning
Berdasarkan definisi dari ASTD, e-Learning bisa dibagi ke dalam empat
model, yaitu:
1. Web-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Web)
Pembelajaran
berbasis web merupakan “sistem pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi
informasi dan komunikasi dengan antarmuka web” (Munir 2009:231). Dalam pembelajaran
berbasis web, peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran secara online
melalui sebuah situs web. Merekapun bisa saling berkomunikasi dengan
rekan-rekan atau pengajar melalui fasilitas yang disediakan oleh situs web
tersebut.
2. Computer-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Komputer)
Secara sederhana, pembelajaran
berbasis komputer bisa didefinisikan sebagai kegiatan pembelajaran mandiri yang
bisa dilakukan oleh peserta didik dengan menggunakan sebuah sistem komputer.
Rusman (2009: 49) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis komputer merupakan
“... program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan software komputer yang berisi tentang judul, tujuan, materi
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.”
3. Virtual Education (Pendidikan Virtual)
Berdasarkan
definisi dari Kurbel (2001), istilah pendidikan virtual merujuk kepada suatu
kegiatan pembelajaran yang terjadi di sebuah lingkungan belajar di mana
pengajar dan peserta didik terpisah oleh jarak dan/atau waktu. Pihak pengajar
menyediakan materi-materi pembelajaran melalui penggunaan beberapa metode
seperti aplikasi LMS, bahan-bahan multimedia, pemanfaatan internet, atau
konferensi video. Peserta didik menerima mater-materi pembelajaran tersebut dan
berkomunikasi dengan pengajarnya dengan memanfaatkan teknologi yang sama.
4. Digital Collaboration (Kolaborasi Digital)
Kolaborasi
digital adalah suatu kegiatan di mana para peserta didik yang berasal dari
kelompok yang berbeda (kelas, sekolah atau bahkan negara bekerja) bersama-sama
dalam sebuah proyek/tugas, sambil berbagi ide dan informasi dengan seoptimal
mungkin memanfaatkan teknologi internet.
C. Kelebihan & Kekurangan e-Learning
e-Learning
memiliki
kelebihan tersendiri bila dipandang sebagai sebuah alternatif untuk model
pembelajaran konvensional. Lebih lanjut, Riyana (2007: 22) menyebutkan
kelebihan-kelebihan tersebut sebagai berikut:
1.
Interactivity (Interaktifitas);
tersedianya jalur komunikasi yang lebih banyak, baik secara langsung (synchronous),
seperti chatting atau messenger atau tidak langsung (asynchronous),
seperti forum, mailing list atau buku tamu.
2.
2. Independency (Kemandirian);
fleksibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat, pengajar dan bahan ajar.
Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada siswa (student-centered
learning).
3.
Accessibility
(Aksesibilitas); sumber-sumber belajar menjadi lebih mudah diakses melalui
pendistribusian di jaringan Internet dengan akses yang lebih luas daripada
pendistribusian sumber belajar pada pembelajaran konvensional.
4.
Enrichment (Pengayaan); kegiatan pembelajaran, presentasi
materi kuliah dan materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan
perangkat teknologi informasi seperti video streaming, simulasi dan
animasi.
Adapun kekurangan e-Learning,
diantaranya:
1.
Untuk sekolah tertentu
terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal untuk
membangun e-Learning ini.
2.
Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar
yang tinggi cenderung gagal.
3.
Keterbatasan jumlah
komputer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-Learning.
4.
Bagi orang yang gagap
teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.
5.
Materi tidak sesuai
dengan umur pebelajar.
6.
Pemanfaatan hak cipta
untuk tugas-tugas sekolah.
7.
Perkembangan yang tidak
terprediksikan.
8.
Pengaksesan yang memerlukan
sarana tambahan.
9.
Kecepatan mengakses
yang tidak stabil.
10. Kurangnya pengontrolan kualitas.
D. Proses Pengembangan e-Learning
pengembangan
sebuah aplikasi e-Learning hendaknya juga diarahkan agar mampu memenuhi
empat filosofi e-Learning seperti yang dikemukakan Cisco dalam Rusman
(2009: 198) sebagai berikut:
1.
e-Learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi,
pendidikan dan pelatihan secara online;
2.
e-Learning
menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional
(model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan
berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi;
3.
e-Learning tidak berarti menggantikan model belajar
konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui
pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan;
4.
Kapasitas peserta didik amat bervariasi
tergantung pada bentuk, isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan
antar content dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih
baik kapasitas peserta didik yang pada gilirannya akan memberikan hasil yang
baik.
E. Pemanfaatan e-Learning dalam Pembelajaran
1. Media berbasis komputer
Teknologi komputer mengalami kemajuan pesat dan luar biasa, baik dari segi
hardware maupu softwarenya. Seiring berkembanganya program-program serta
aplikasi yang dapat dipasang, komputer memberikan kelebihan dalam berbagai
bidang kegiatan pembelajaran seperti untuk produksi media slide, media gerak
dan media audio visual. Kiranya dalam era sekarang ini seorang pendidik
haruslah mampu menguasai teknologi komputer, meski masih dalam taraf sederhana.
Teknologi komputer sangat membantu dalam menciptakan berbagai kreatifitas
produksi media pembelajaran, baik berupa gerak, audio maupun visual. Berbagai
macam software yang dapat digunakan antara lain Power Point, Macromedia Flash,
Movie dan lain-lain. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat digunakan dalam berbagai
materi pembelajaran baik eksak, sosial maupun materi agama selama seorang
pendidik bisa menyusunnya sesuai kebutuhan dan target-target materi dan
pembelajaran yang hendak dicapai, dan tentu tetap didasarkan pada pencapaian
tiga ranah peserta didik berikut ini:
i.
Ranah Kognitif
Dalam pencapaian ranah kognitif komputer dapat digunakan untuk mengajarkan
konsep-konsep, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks.
Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan
penggabungan visual dan audio yang dianimasikan.
ii.
Ranah Afektif
Ranah afektif bisa dicapai dengan menggunakan clip, film, suara atau video
yang isinya menggugah perasaan. Peserta didik diajak untuk menghayati desain
yang dibuat serta mengenalisis baik gambar atau suara.
iii.
Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik dapat dicapai dengan komputer dengan bentuk pembelajaran
yang dikemas dalam bentuk games & simulasi sangat bagus digunakan untuk
menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi
pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan
sebagainya.
2. Media berbasis internet
a. E-Mail
Elekktronic Mail atau
yang lebih dikenal dengan E-Mail yang dapat diartikan “Surat Elektronik”,
merupakan surat yang pengirimannya menggunakan sarana elektronik yakni dengan
menggunakan jaringan internet. Perlu diketahui bahwa pesan yang dikirim
berbentuk suatu dokumen atau teks bahkan gambar, tentunya yang dapat diterima
oleh komputer lain dengan sarana internet. Peserta didik dapat menggunakan
e-mail untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan tugas, dapat
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pendidik di luar kegiatan belajar
mengajar, dan dapat berkomunikasi lewat e-mail dengan teman-teman, guru, maupun
yang lainnya.
b. Blog
Istilah blog merupakan
kependekan dari web blog. Jika diidentifikasi dari penggalan katanya web dan
log dapat diartikan sebagai “catatan perjalanan” yang tersimpan dalam website.
Blog dapat dijadikan website yang berisikan materi pelajaran yang dituangkan
dalam bentuk tulisan, gambar, bahkan foto, maupun coretan warna warni yang
membuatnya lebih menarik. Blog sebagai media pembelajaran setidaknya ada tiga
metode yang bisa diupayakan yaitu:
1) Blog guru sebagai pusat pembelajaran. Guru dapat menulis materi belajar,
tugas, maupun bahan diskusi di blognya kemudian murid bisa berdiskusi dan
belajar bersama-sama di blog gurunya tersebut.
2) Blog guru dan murid yang saling berinteraksi. Guru dan murid harus memiliki
blog masing-masing sebagai sarana mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
gurunya.
3) Komunitas bloger pembelajar. Sebuah blog sebagai pusat pembelajaran dengan
guru-guru dan siswa dari berbagai sekolah bisa tergabung dalam komunitas
blogger pembelajar tersebut.
c. Mesin Pencarian (Search Engine)
Search Engine adalah
sebuah program yang dapat diakses melalui internet yang berfungsi untuk
membantu para pengguna dalam mencari apa yang diinginkan, dengan kata lain
search engine dirancang khusus untuk menyimpan katalog dan menyusun daftar
alamat berdasarkan topik tertentu. Mesin pencarian ini dapat digunakan untuk
mengakses berbagai bahan belajar dan informasi melalui media internet. Telah
tersedia banyak situs search engine yang dapat digunakan untuk mencari
informasi di internet, diantaranya Yahoo, bing, amazon.com, eBay, Wikipedia,
Babylon, dan google. Tetapi yang sering kita gunakan adalah google, yang dapat
diakses melalui http://www.google.com. Untuk melakukan pencarian informasi yang
diinginkan, kita harus memasukkan kata kunci (keyword) pada kotak pencarian.
F. Penerapan e-Learning dalam Pembelajaran
Pembelajaran
elektronik (e-Learning) telah dimulai pada tahun 1970-an. Kegiatan belajar yang
bagaimanakah yang dapat dikatakan sebagai e-Learning? Apakah
seseorang yang menggunakan komputer dalam kegiatan belajarnya dan melakukan
akses berbagai informasi (materi pembelajaran) dari internet dapat dikatakan
telah dikatakan e-Learning?. Setidaknya ada 3 (tiga) hal penting sebagai
persyaratan kegiatan belajar elektronik (e-Learning), yaitu :
a.
kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan
(misalnya penggunaan internet)
b.
tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan
oleh peserta didik, misalnya CD-Room, atau bahan cetak
c.
tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta
didik apabila mengalami kesulitan.
Di
samping ketiga persyaratan tersebut masih dapat ditambahkan persyaratan
lainnya, seperti adanya : (a) lembaga yang mengelola kegiatan e-Learning, (b)
sikap positif dari peserta didik dan pendidik/tenaga kependidikan terhadap
teknologi komputer dan internet, (c) rancangan sistem
pembelajaran yang dapat dipelajari oleh setiap peserta didik, (d) sistem
evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta didik, dan (e)
mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.
Ada
beberapa pertimbangan untuk menggunakan e-Learning dewasa ini, antara lain :
a.
harga perangkat komputer semakin lama semakin terjangkau (tidak
lagi diperlakukan sebagai barang mewah).
b.
Peningkatan kemampuan perangkat komputer dalam mengolah data
lebih cepat dan kapasitas penyimpanan data semakin besar
c.
Memperluas akses atau jaringan komunikasi
d.
Memperpendek jarah dan mempermudah komunikasi
e.
Mempermudah pencarian atau penelusuran informasi melalui
internet.
BAB III
KESIMPULAN
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan
telekomunikasi serta desakan kompetisi global, e-Learning saat ini dirasakan
tidak saja sebagai media alternatif untuk melaksanakan proses belajar mengajar
tetapi telah diposisikan sebagai alat dalam mencapai pembentukan kompetitif
yang global. Perkembangan di berbagai negara memperlihatkan bahwa jumlah
pengguna internet terus meningkat, jumlah institusi penyelenggara e-Learning
dan peserta didik yang mengikutinya juga bertambah.
e-Learning merupakan
pembelajaran yang disajikan secara elektronik dengan menggunakan komputer dan
media berbasis komputer. Yang dapat dikembangkan dengan langkah yang pertama
analisis kebutuhan, kedua kompetensi yang ingin dicapai, ketiga menetapkan
metode dan media pembelajaran, dan yang terakhir menentukan jenis evaluasi. e-Learning
ini adalah media elektronik, yang dalam hal ini komputer dan internet yang
meliputi, power point, macromedia flash, email, search engine, dan blog.
Pembelajaran dengan E-Learningmemungkinkan
pengajar dan pembelajar untuk tidak perlu berada pada tempat dan
waktu yang sama untuk melangsungkan pembelajaran. Pengajar mengunggah bahan-bahan
pelajaran pada situs E-Learning, dan pembelajar dapat mengaksesnya kapan pun
dan dimana pun. E-Learning tidak bergantung pada waktu dan ruang. Namun
demikian, dengan interaktifitas dan fleksibiltas yang ditawarkannya, E-Learningjustru
mampu memperpendek jarak antara pengajar dan pembelajarnya. Pengajar dan
pembelajar dalam E-Learning sama-sama berperan sebagai subjek, yakni memiliki
peran aktif yang menentukan keberhasilan E-Learning. Selain dengan kemampuan
dan kemauan dari semua pihak, keberhasilan penggunaan E-Learning sangat
dipengaruhi oleh daya beli pengajar dan pembelajar terhadap fasilitas-fasilitas
teknologi yang dibutuhkan. Hal demikan bisa dipahami karena E-Learning merupakan
suatu aplikasi yang memerlukan dukungan infrastruktur yang berkaitan dengan
lembaga pendidikan, pengajar, dan pembelajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Andi. Munir. 2009. Pembelajaran
Jarak Jauh. Bandung: Alfabeta.
Anitah, Sri. 2009.
Media Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.
Clark, D. (2010). Defining eLearning. (Online).
Tersedia: http://nwlink.com/~Donclark/hrd/elearning/define.html (24 Mei 2014).
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media.
Fasthea, Sholeh. 2011. Aplikasi Office Profesional;
Microsoft Office, Internet & Desain Grafis. Yogyakarta: Laboratorium TIK
Fakultas Tarbiyah & Keguruan UIN Sunan Kalijaga.
Kamil, M. (2010). e-Learning
Sebuah Prospek Pembelajaran. (Online). Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_LUAR_SEKOLAH/196111091987031-MUSTOFA_KAMIL/Bhaan_kuliah/e-learning.pdf.
(24 Mei 2014)
Sukiman. 2012.
Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.
Riyana, C. (2007). Konsep Dasar e-Learning. Dokumen
presentasi pada perkuliahan e-learning di Jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.
Rusman. (2009). “Pemanfaatan Internet untuk
Pembelajaran”, dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran. Bandung:
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia.
The American Society for Training
and Development (ASTD). (2012). Definition of e-Learning. [Online].
Tersedia: http://www.about-elearning.com/definition-of-e-learning.html. (24 Mei
2014)
0 komentar:
Posting Komentar