Pages

Rabu, 12 November 2014

Makalah Skala Thustone & Instrument Non Test



SKALA THUSTONE & INSTRUMENT NON TEST
OLEH : WEST ALQORNI
KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
            Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT penyusun dapat menyelesaikan makalah ini sebagai bentuk tugas kelompok pada Mata Kuliah “Metodologi Penelitian”.
            Dalam makalah ini akan disajikan materi yang diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi para pembaca.
            Penyusun sangat sadar makalah ini masih banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu penyusun sangat terbuka sekali bagi berbagai kritikan dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya penyusun mohon maaf atas segala kekurangannya dan mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta,     Januari 2014


Penyusun


   
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..............................................................................................................  i
Daftar Isi .......................................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................  1
BAB II SKALA THURSTONE DAN INSTRUMEN NON TEST ...........................  2
A.      Pengertian Skala Thurstone ...................................................................................  2
B.       Pembuatan Skala Thurstone ..................................................................................  3
C.       Pengertian Instrumen Non Test .............................................................................  4
D.      Jenis – Jenis Instrumen Non Test ..........................................................................  5
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 17
Daftar Pustaka .............................................................................................................. 18













BAB I
PENDAHULUAN

Penelitian sangat diperlukan dalam dunia pendidikan. Karena dengan melakukan penelitian kita mengetahui tingkat keberhasilan proses pendidikan yang telah lakukan. Dalam melakukan penelitian biasanya menggunakan berbagai macam bentuk instrumen. Dilihat dari bentuk instrumen dan pernyataan yang dikembangkan dalam instrumen maka kita mengenal berbagai bentuk skala yang dapat digunakan dalam pengukuran di bidang pendidikan yaitu skala pengukuran dan skala sikap.
            Menurut Iqbal Hasan (2002, p26), skala pengukuran adalah peraturan penggunaan notasi bilangan dalam pengukuran. Skala pengukuran dapat dibedakan atas empat macam, yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio.
Menurut Riduwan (2002, p12) bentuk-bentuk skala sikap yang perlu diketahui dalam melakukan penelitian yaitu ada lima macam, yaitu skala Likert, skala Thurstone, Rating Scale, skala Guttman dan skala Semantik Deferensial.
            Evaluasi sangat diperlukan dalam dunia pendidikan dalam hal ini sekolah atau madrasah, khususnya evaluasi mengenai hasil belajar. Hal ini dimaksudkan untuk melihat tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam proses belajar. Ada dua teknik yang digunakan untuk melakukan evaluasi hasil belajar, yaitu teknik tes dan non tes. Begitu juga halnya dalam kegiatan penelitian di bidang pendidikan penggunaan instrumen tes dan non tes itu sangat diperlukan.




BAB II
SKALA THURSTONE DAN INSTRUMENT NON TEST
A.    Pengertian Skala Thurstone
Skala Thurstone merupakan salah satu skala sikap yang disusun dengan memilih butir yang berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika disusun, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala Thurstone dibuat dalam bentuk sejumlah (40-50) pernyataan yang relevan dengan variable yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli (20-40) orang menilai relevansi pernyataan itu dengan konten atau konstruk yang hendak diukur.
Skala Thurstone meminta responden untuk memilih pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pernyataan yang menyajikan pandangan yang berbeda-beda. Metode pengukuran ini dikembangkan untuk menilai secara spesifik terhadap objek atau subjek yang hendak diteliti. Skala Thurstone dilihat dari bentuk tampilan mirip dengan skala Likert.
Perbedaannya, bila skala Likert menilai sikap dengan cara menanyakan responden untuk menunjukkan tingkat atau derajat sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) melalui pernyataan atau pertanyaan kepada responden untuk kemudian mereka memilih di antara pernyataan atau pertanyaan mana yang paling mendekati kecocokan jawaban dengan pilihan sikap mereka, skala Thurstone menilai sikap dengan cara merepresentasikan statemen tentang topik yang disusun dari yang tidak favorit, netral, dan sangat tidak disenangi. Responden dalam hal ini dianjurkan untuk memilih pernyataan item yang hampir mendekati atau cocok dengan pilihan sikap mereka. Pada skala Thurstone interval yang panjangnya sama memiliki intensitas kekuatan yang  sama,  sedangkan pada  skala  likert  tidak perlu sama.
B.  Pembuatan Skala Thurstone
Pembuatan skala Thurstone dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut :
1.        Mengumpulkan sejumlah pernyataan misalnya 50-100 tingkatan yang merepresentasikan secara luas perbedaan tingkat, disenangi, netral, dan tidak disenangi terhadap suatu objek atau subjek yang hendak diteliti.
2.        Pernyataan ini diberikan pada sejumlah responden misal 50 orang atau lebih yang cukup mengenal terhadap objek atau subjek agar dapat memilih ke dalam 11 tingkatan kategori tersebut. Kategori A terdiri atas pernyataan yang dianggap disenangi atau favorit, E F netral, dan J K merupakan kategori tidak disenangi atau tidak favorit.
3.        Klasifikasi pernyataan ke dalam kategori, dengan pertimbangan penilaian terhadap objek atau subjek secara psikologis, tetapi hanya merefleksikan persepsi mereka terhadap kategori pernyataan yang disediakan.
4.        Pernyataan yang nilainya menyebar dibuang, dan pernyataan yang mempunyai nilai bersamaan digunakan untuk pembuatan skala.
Skor tinggi pada skala berarti mereka memiliki tingkat prasangka terhadap sifat yang ingin diteliti. Skor terendah berarti responden mempunyai sifat favorit terhadap sifat yang ingin diteliti.
Skala Thurstone tidak terlalu banyak digunakan sebagai instrumen di bidang pendidikan karena model ini mempunyai beberapa kelemahan yang di antaranya seperti berikut :
1.        Memerlukan terlalu banyak pekerjaan untuk membuat skala.
2.        Nilai pada skala yang telah dibuat memungkinkan pada skor sama mempunyai sikap berbeda.
3.        Nilai yang dibuat dipengaruhi oleh sikap para juri atau penilai.
4.        Memerlukan tim penilai yang objektif.
Adapun contoh skala penilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah ini.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8Uw9u9MeBpjvM38o-W9LmCBL3biSoTSKkRtNip3S4ro3JkFWXLMTt6-bapjFNQqfLCx4mSmnoLbW4ul-1541cjoorA6MlXejSkFiWnQI06ax9PlW17TCbF6M725oZQrkub6lUy-IkqaMO/s320/contoh+bentuk+skala+thurstone.JPG
 




Nilai 1 pada skala di atas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11 menyatakan sangat relevan.
C.      Pengertian Instrumen Non Test
Instrumen non tes berarti teknik penilaian dengan tidak menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Jenis-jenis instrumen non test di antaranya adalah angket (kuesioner), observasi, skala sikap, dan portofolio. Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar tidak dapat diukur dengan alat tes saja. Sebab masih banyak aspek-aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas misalnya aspek efektif psikomotor.

D.      Jenis-Jenis Instrumen Non Test
1.    Angket
Angket merupakan alat untuk mengumpulkan dan mencatat data, informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal. Pada dasarnya angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.
Angket adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Pembagiannya dibedakan menjadi dua, yaitu pembagian kuesioner berdasarkan siapa yang menjawab, dan pembagian berdasarkan cara menjawab. Ditinjau dari responden yang menjawab, maka angket dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.    Angket Langsung. Disebut angket langsung apabila angket dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.
b.    Angket Tidak Langsung. Angket diisi oleh orang yang bukan dimintai keterangan tentang dirinya. Berikut ini merupakan langkah-langkah menyusun angket.
1.    Merumuskan tujuan
2.    Merumuskan kegiatan
3.    Menyusun langkah-langkah
4.    Menyusun kisi-kisi
5.    Menyusun panduan angket
6.    Menyusun alat penilaian
Contoh : ANGKET MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran            : ……………
Kelas/ Semester           : ……………
Hari/tanggal                : ……………
Petunjuk :
1.    Pada angket ini terdapat 5 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu pelajari, dan tentukan kebenaranya.
2.    Berilah jawaban yang benar sesuai dengan pilihanmu.
3.    Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.
4.    Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti petunjuk-petunjuk lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban. Terima kasih.
Keterangan pilihan jawaban:
1.   = sangat tidak setuju
2.   = tidak setuju
3.   = ragu-ragu
4.   = setuju
5.   = sangat setuju

No
Pertanyaan
Pilihan Jawaban
1
2
3
4
5
1.
Saya merasa bahwa pembelajaran ini memberikan banyak kepuasan kepada saya





2.
Dalam pembelajaran ini, saya mencoba menentukan standar keberhasilan yang sempurna





3.
Saya berpendapat bahwa nilai dan penghargaan lain yang saya terima adalah adil jika dibandingkan dengan yang diterima oleh siswa lain





4.
Siswa di dalam pembelajaran ini tampak rasa ingin tahunya terhadap materi pelajaran





5.
Saya senang aktif dalam pembelajaran ini






2.        Observasi
Observasi adalah suatu tehnik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan. Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkahlaku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati. Observasi yang dapat menilai atau mengukur hasil belajar adalah tingkah laku para siswa ketika guru sedang mengajar.
Observasi atau pengamatan dapat dilakukan dalam berbagai cara. Berdasarkan cara dan tujuan, observasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
a.         Observasi partisipatif dan nonpartisipatif
Observasi partisipatif adalah yaitu observasi yang dilakuakan oleh pengamat diamna pengamat sendiri memasuki atau mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.
Sedangkan observasi nonpartisipatif, observasi tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objeknya. Atau evaluator berada “diluar garis” seolah-olah sebagai penonton belaka.
Contoh observasi partisipatif : Misalnya guru mengamati setiap anak. Kalau observasi nonpartisipatif, guru hanya sebagai pengamat, dan tidak ikut bermain.
b.    Observasi sistematis dan observasi nonsitematis
Observasi sistematis adalah observasi yang sebelum dilakukan, observer sudah mengatur sruktur yang berisi kategori atau kriteria, masalah yang akan diamati Sedangkan observasi nonsistematis yaitu apabila dalam pengamatan tidak terdapat stuktur ketegori yang akan diamati.
Contoh observasi sistematis misalnya guru yang sedang mengamati anak-anak menanam bunga. Disini sebelum guru melaksanakan observasi sudah membuat kategori-kategori yang akan diamati, misalnya tentang: kerajinan, kesiapan, kedisiplinan, ketangkasan, kerjasama dan kebersihan.
Kemudian ketegori-kategori itu dicocokkan dengan tingkah laku murid dalam menanam bunga. Kalau observasi nonsistematis maka guru tidak membuat kategori-kategori diatas, tetapi langsung mengamati anak yang sedang menanam bunga.
c.       Observasi Eksperimental
Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi sistematis. Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja diadakan.

Sebagai alat evaluasi, observasi digunakan untuk :
1.      Menilai minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.
2.      Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.
3.      Suatu tes essay / obyektif tidak dapat menunjukan seberapa kemampuan siswa dapat menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan juga kemampuan siswa dalam mengumpulkan data
Langkah-langkah Pengembangan Observasi
a.         Merumuskan tujuan
b.        Merumuskan kegiatan
c.         Menyusun langkah-langkah
d.        Menyusun kisi-kisi
e.         Menyusun panduan observasi
f.         Menyusun alat penilaian
3.        Skala Sikap
Tes skala sikap adalah perasaan suka atau tidak suka atau kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu atau objek. Seperti : sikap terhadap materi pelajaran, guru, proses pembelajaran, norma-norma tertentu dan sebagainya.
Penilaian tes skala sikap atas 3 komponen berikut :
a.    Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang terhadap objek.
b.    Komponen kongnisi adalah kepercayaan atau keyakinan yang menjadi pegangan seseorang.
c.    Komponen konasi adalah kecenderunan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu terhadap sesuatu objek.

Contoh soalnya sebagai berikut :
No
Pernyataan
SS
S
R
TS
STS
1.

2.

3.
4.

5.
Mau menerima pendapat orang lain meupakan ciri bertoleransi
Untuk mewujudkan cita-cita harus memaksakan kehendak
Saya suka menerima pendapat orang lain.
Bekerja sama dengan orang yang berbeda suku harus dihindarkan
Saya memilih teman disekolah saja dan mengutamakan yang pintar saja.





Keterangan :    SS        = sangat setuju
S          = setuju
                        R         = Ragu-ragu
TS        = tidak setuju
STS     = sangat tidak setuju
4.        Portofolio
Secara etimologi portofolio berasal dari dua kata, yaitu port (singkatan dari report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh atau lengkap. Jadi portofolio berarti laporan lengkap segala aktivitas seseorang yang dilakukannnya (Erman S. A., 2003 dalam Nahadi dan Cartono, 2007).
Secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen seseorang, kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan atau sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Portofolio dapat digunakan untuk menggambarkan mutu kinerja siswa yang ingin di evaluasi. Dibidang pendidikan portofolio juga banyak digunakan untuk tujuan pengumpulan data kinerja siswa.
Secara definitif, fortofolio menurut Johnson dan Johnson (2002) dapat diartikan sebagai pengumpulan data secara terorganisasi yang dilakukan dalam periode waktu tertentu atas siswa atau perkembangan program kelompok mahasiswa, pencapaian keterampilan atau sikap.
Portofolio dapat berupa sekumpulan file yang terdiri atas topik pilihan tugas atau pekerjaan yang telah dan akan diselesaikan siswa dalam satu semester, satu tahun atau sejak masuk sampai selesai menjadi siswa atau mahasiswa, tergantung tujuan penggunaan portofolio tersebut.
Alat ini juga dapat menggambarkan kinerja siswa dalam satu atau beberapa mata peajaran atau bahkan semua mata pelajaran yang telah dicapainya. Dilihat dari siapa sasarannya, portofolio dapat bervariasi misalnya untuk satu orang siswa maupun satu group siswa untuk satu orang portofolio. Di samping itu, portofolio dapat juga disimpan dalam map guru, dalam note book, kotak atau dalam CD.
Apa isi fortofolio? Pada prinsipnya, portofolio juga dapat berisi bermacam-macam informasi, misalnya untuk keperluan menyimpan data sekolah, maka dapat berisi semua mata pelajaran, atau bahkan semua nilai rapor siswa selama belajar disekolah tersebut.
Mengapa portofolio sampai sekarang masih banyak digunakan, diantara jawabannya dapat dilihat sebagai berikut :
a.         Portofolio dapat memberikan kesempatan siswa untuk dapat mengarahkan potensi belajar mereka sesuai dengan kemampuan
b.        Menentukan tingkat pencapaian hasil belajar
c.         Mengetahui perkembangan usaha belajar siswa
d.        Portofolio dapat digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas kurikulum dan instruksional
Kegunaan portofolio sebenarnya masih banyak sekali sehingga para guru atau para administrator dapat mengembangkannya sesuai dengan bidang keahlian dan tujuan mereka. Langkah-langkah menyusun instrumen non-tes portofolio :
a.    Menetapkan tujuan portofolio
b.    Menetapkan prosedur pengembangan portofolio
c.    Melakukan tugas dan menyusun portofolio
d.   Merangkum dan melaporkan
e.    Mengadakan proses evaluasi
Contoh Portofolio
Nama   : ……………………                                               Kelas/No. : ............. / ...........
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
7.       Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.
7.2 Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman mahluk hidup dalam pelestarian ekosistem.
·    Membuat tulisan (Majalah dinding, “leaflet”, artikel) beserta foto/gambarnya, memperkenalkan jenis, bentuk, dan manfaat tumbuhan/hewan langka yang dilindungi.
·    Mendeskripsikan usaha-usaha yang dapat dilakukan manusia untuk pelestarian keanekaragaman hayati
Tugas Portofolio:
1.      Menulis sebuah artikel yang berkaitan dengan sains. Misalnya, membuat artikel singkat mengenai jenis-jenis tumbuhan dan hewan langka yang dilindungi, dengan melengkapkan bentuk/ciri khusus dan manfaat tiap jenis tumbuhan atau hewan langka ini. Tuliskan pula cara atau langkah perlindungan dan pelestarian yang dilakukan pemerintah terhadap hewan dan tumbuhan langka.
2.  Buat laporan untuk kegiatan ini beserta:
·         Bukti referensi (copy, printed/repro)
·         Jadwal pelaksanaan kegiatan pengumpulan
·         Data pengumpulan etiket (hari, tanggal, tempat pengambilan, dan sebagainya)
·         Lain-lain yang dianggap penting untuk disertakan sebagai bukti/informasi.
·         Laporan dikumpulkan paling lambat minggu ke-4 bulan April 2008.

Jadwal kegiatan pelaksanaan penyusunan portofolio: (disusun bersama oleh guru dan kelompok siswa untuk: (1) memonitor pelaksanaan kegiatan; (2) mengevaluasi pelaksanaan kegiatan)

No

Kegiatan
Maret (minggu ke)
April (minggu ke)

Keterangan
3
4
1
2
3
4
1
Mendapat tugas
X






2
Merencanakan kegiatan
X






3
Monitoring ke 1

X




Melaporkan hasil pengumpulan tahap pertama.
4
Monitoring ke 2



X


Melaporkan hasil pengumpulan tahap pertama.
5
Pengecekan kelengkapan data dan bukti



X



6
Penyusunan laporan




X


7
Penjilidan laporan





X

8
Penyerahan laporan





X


Penilaian:
Nama siswa     : …………………                                Kelas/No.  : …………. / …………
Tanggal           : …………………
No.
Aspek yang Dinilai
Portofolio ke
1
2
3
1.
Latar Belakang Masalah/ pendahuluan



2.
Kajian Pustaka



3.
Ketajaman pembahasan/ analisis



4.
Penyimpulan/penutup



5.
Tata tulis dan bahasa



Skor Total



Keterangan: *) Skor maksimum untuk tiap aspek yang dinilai adalah:
1.    Latar belakang masalah, skor maksimum 10, dengan rincian:
·      Dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang runtut/redaksinya benar  (2,5)
·      Menunjukkan pentingnya masalah  (7,5)
2.    Pengkajian pustaka, skor maksimum 15, dengan rincian:
·      Isi relevan dengan permasalahan yang ada (5)
·      Dipungut/diambil dari sumber yang benar/dibenarkan (5)
·      Dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang runtut (2)
·      Cara penulisannya benar (3)
3.    Pembahasan, skor maksimum 25, dengan rincian:
·      Mampu menafsirkan / menganalisis data yang ada (10)
·      Menghubungkan antara data dengan pustaka sebagai referensi (10)
·      relevan dengan tujuan (5)
4.    Rumusan simpulan, skor maksimum 10, dengan rincian:
·      Relevan dengan permasalahan/tujuan (2,5)
·      Relevan dengan data dan pembahasannya (7,5)
5.    Tata tulis dan Bahasa
·      Tata tulis benar (15)
·      Bahasa menggunakan bahasa Indonesia Baku (10)
(Total skor (maksimum) 90)
Nama  :
Kelas   :
Guru     :
Tanggal  :
Isi dari portofolio :



Kompetensi yang berkembang :



Komentar Guru :















Tanda tangan guru

Lembar Penilaian Diri 
Nama  :
Kelas   :
Mata Pelajaran :
Tanggal           :
Sejauh ini saya belajar banyak tentang :
Saya ingin tahu lebih banyak tentang :
Besok saya akan belajar :
Saya senang belajar dengan cara :
Saya sulit memahami :
Di kelas saya termasuk :

Mengetahui Orang Tua/Wali                                      Tanda tangan dan nama siswa


..................................................                                      ..................................................




BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Skala digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Skala pengukuran dibuat dengan maksud agar data yang dihasilkan dalam pengukuran itu akurat. Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka.
Skala menurut Steven terbagi menjadi skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio. Menurut Riduwan (2002, p12) bentuk-bentuk skala sikap yang perlu diketahui dalam melakukan penelitian yaitu ada lima macam yaitu skala Likert, skala Thurstone, Rating Scale, skala Guttman dan skala Semantik Deferensial.
Teknik evaluasi non-tes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak mengunakan tes. Teknik evaluasi ini umumnya untuk menilai keperibadian anak secara  menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap social, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidkan baik individual maupun secara kelompok. Jenis-jenis instrumen non tes di antaranya adalah angket (kuesioner), rekaman observasi, skala sikap, dan portofolio.
B.  Saran
Penyusunan makalah ini sangat jauh dari sempurna walaupun telah dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan ketelitian. Mengingat keterbatasan penulisan serta sifat manusia yang fitrahnya lupa dan salah, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya keritikan dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan demi kemajuan bersama.


DAFTAR PUSTAKA
Uno, Hamza B. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Nofijanti, Lilik. Baihaqi, M. dkk. 2008.  Evaluasi Pembelajaran paket. Suraba : lapis PGMI.
Departemen Pendidikan  Nasional. 2008. Perangkat Penilaian Kurikulum Satuan Pendidikan KTSP SMA.
















0 komentar:

Posting Komentar