Pages

Jumat, 17 Oktober 2014

Khutbah Jum'at "Ciri-Ciri Muttaqien"



Khutbah Jum'at
Ciri-Ciri Muttaqien
Oleh: West Alqorni,.s 
اَلْحَمْدُ للهِ الّذِى يَهْدِى مَنْ يَشَاءُ اِلى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ. نَحْمَدُهُ سُبحَانهُ وَهُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمُ. اَشْهدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله الصَّادِقُ الْوَعْدُ اْلاَمِيْنُ. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ .فياأيها الْمسلمون أوصيكم وإياي بتقوى الله عز وجل فقد فاز الْمتقون.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

 Ma'asyirol muslimin sidang Jum'at rohimakumulloh
Marilah kita senantiasa panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan nikmat dan rahmat-Nya kepada kita semua terutama nikmat iman, Islam dan sehat wal’afiat, sehingga pada saat ini kita bisa hadir di tempat yang mulia ini untuk menunaikan salah satu kewajiban kita yaitu melaksanakan shalat jumat berjamaah. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita umatnya senantiasa bershalawat kepada beliau sehingga pada hari Kiamat nanti Insya Allah kita merupakan salah satu umat beliau yang mendapatkan syafaatujma dari baginda Nabi Besar Muhammad SAW.
Selanjutnya Khotib berwasiat kepada diri khotib sendiri dan Jamaah Jumat, Marilah kita tingkatkan kualitas dan kuantitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-larangan-Nya sehingga kita digolongkan oleh Allah SWT termasuk dari golongan muttaqien.

Ma'asyirol muslimin yang dimuliakan Allah SWT
Dalam Surat Ali Imran Ayat 133-134 Allah SWT berfirman :

  
133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
ayat ini memberikan penjelasan tentang sejumlah ciri-ciri orang-orang yang bertaqwa & penghuni surga diantaranya :

1. orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit
Termasuk perilaku orang bertakwa adalah berinfaq dalam keadaan bagaimanapun, baik dalam keadaan lapang (berkecukupan) ataupun dalam keadaan sempit (kekurangan). Selalu berusaha untuk dapat membantu orang lain sesuai dengan kemampuan. Dan tidak pernah melalaikan infaq meski terkadang sedang kesulitan.
Menurut Rasyid Ridha (Al-Manar III, hal. 123-133) Allah memulai gambaran orang bertakwa dengan infaq karena dua hal berikut: Pertama; infaq merupakan kebalikan dari riba yang dilarang oleh Allah SWT. Kedua; infaq merupakan sesuatu yang tidak mudah dilakukan karena kecintaan manusia terhadap harta. Oleh karena itu, barangsiapa yang sanggup menginfakkan harta diwaktu lapang dan sempit, jelas menunjukkan sikap kepatuhan, ketundukkan hati, yang merupakan sebuah ketakwaan.
Perintah berinfaq pada waktu lapang adalah untuk menghilangkan perasaan sombong, rakus, aniaya, cinta yang berlebihan terhadap harta, dan lain-lain. Sedangkan anjuran berinfaq di waktu sulit adalah untuk merobah sifat manusia yang lebih suka diberi dari pada memberi. Selain itu Dalam Ayat lain dijelaskan Allah akan memberikan pahala bagi orang yang berinfaq secara sembunyi maupun terang-terangan.
š
274. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al-Baqarah : 274)
Kemudian dalam ayat lain Allah SWT berfirman :


271. Jika kamu Menampakkan sedekah(mu)[172], Maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya[173] dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, Maka Menyembunyikan itu lebih baik bagimu. dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah : 271)
[172] Menampakkan sedekah dengan tujuan supaya dicontoh orang lain.
[173] Menyembunyikan sedekah itu lebih baik dari menampakkannya, karena Menampakkan itu dapat menimbulkan riya pada diri si pemberi dan dapat pula menyakitkan hati orang yang diberi.
Ma'asyirol muslimin rahimakumullah...

2. Mampu menahan diri dari marah
Salah satu pintu besar yang dilalui dengan leluasa oleh tentara-tentara syaitan adalah MARAH. Sesungguhnya marah itu adalah mabuknya akal. Dan tentara syaitan itu akan menyerang apabila akal itu lemah, manakala manusia itu marah, niscaya syaitan mempermainkannya, sebagaimana anak kecil mempermainkan bola.

Ma'asyirol muslimin rohimakumulloh
Pada umumnya, bila seseorang yang memperturutkan amarahnya, ia tidak dapat mengendalikan akal fikirannya secara baik, dan ia cenderung melakukan tindakan-tindakan kejam dan jahat. Dan tindakkan tak terpuji yang dilakukan seeorang pada saat marah, akan menimbulkan penyesalan disaat ia sadar.
Karena itulah apabila seseorang terpuruk masuk kedalam pengaruh emosi kemarahan, hendaklah ia sekuat mungkin untuk menahan dan mengendalikan amarahnya. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan agar orang yang marah untuk duduk atau berbaring. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ، وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ
"Apabila seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk; apabila amarah telah pergi darinya, (maka itu baik baginya) dan jika belum, hendaklah ia berbaring" (H.R Abu Dawud)



Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan tentang keutamaan orang yang dapat menahan amarahnya, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللهُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ مَا شَاءَ
"Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai" (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ الشَّدِيْدُ باِلصُّرْعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya di saat marah.” (HR. Al-Bukhari no. 6114)


3. memaafkan orang lain
Memaafkan berarti menghapuskan. Jadi seseorang baru dikatakan memaafkan orang lain apabila ia menghapuskan kesalahan orang lain itu, kemudian tidak menghukumnya sekalipun ia mampu melakukannya. Ini adalah perjuangan untuk pengendalian diri yang lebih tinggi dari menahan marah. Karena menahan marah hanya upaya menahan sesuatu yang tersimpan dalam diri, sedangkan memaafkan, menuntut orang untuk menghapus bekas luka hati akibat perbuatan orang. Ini tidak mudah, oleh karena itu pantaslah dianggap perilaku orang bertakwa.
Untuk memberikan dorongan kepada manusia agar mau memaafkan, Allah berulang kali memerintahkannya di dalam Al-Quran, antara lain dalam surat Al-Araf 199 :

 
199. Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.

Kemudian dalam QS. Al-Hijr 85

  
85. Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. dan Sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.

Dan QS. Asy-Syura 43 :

 
43. Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, Sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diutamakan.
Sementara itu Rasulullah SAW juga menjelaskan keuntungan orang-orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain, di antaranya:
Barangsiapa memberi maaf ketika dia mampu membalas, maka Allah akan mengampuninya saat ia kesukaran. Dan Orang yang memaafkan terhadap kezhaliman, karena mengharapkan keridhaan Allah, maka Allah akan menambah kemuliaan kepadanya di hari kiamat (Lengkapnya dapat dilihat dalam Muhammad Ahmad al-Hufy, Edisi Indonesia, hal. 272).
Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah kita, adalah seseorang yang sangat pemaaf. Aisyiyah r. a. berkata: Saya belum pernah melihat Rasulullah SAW membalas karena beliau dianiaya selama hukum Allah tidak dilanggar. Beliau akan memaafkan kesalahan orang lain yang mengenai dirinya, karena itu adalah sifat utama.

4. Orang yang berbuat kebaikan, karena Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Ini adalah tingkat yang lebih tinggi dari tiga perilaku takwa sebelumnya. Allah mencintai orang yang berbuat ihsan dengan berbagai cara yang mungkin dilakukannya. Dalam menafsirkan ayat ini Muhammad Rasyid Ridha mengemukakan suatu riwayat yang menggambarkan bahwa berbuat ihsan itu adalah sebagai puncak dari tiga sifat utama sebelumnya: Seorang budak melakukan sesuatu pelanggaran yang membuat tuannya sangat marah. Budak itu berkata kepada tuannya: Tuan, Allah SWT berfirman wal kazhimiin alghaizha, maka tuannya menjawab: Aku telah menahan marahku. Budak itu berkata lagi, Allah telah berfirman walafiina aninnaas, yang dijawab oleh tuannya: Kamu telah kumaafkan. Budak itupun melanjutkan lagi, bahwa Allah telah berfirman wallahu yuhibbul muhsiniin, tuannya menjawab: Pergilah! Engkau merdeka karena Allah. (Muhammad Rasyid Ridha, IV, hal. 135).
Ma'asyirol muslimin sidang Jum'at yang dimuliakan Allah SWT.
Demikianlah khutbah yang singkat ini alfaqir sampaikan. Mudah2an kita semua digolongkan oleh Allah SWT termasuk dari golongan muttaqien, Amin ya robbal a’alaminn...

بَارَكَ الله لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْأنِ الْكَرِيْم وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم وَتَقَبَّل الله مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ.

Khutbah Kedua
اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أما بعد، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
قَالَ الله تَعَالى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلى اِبْرَاهِيمْ وَ عَلى الِ اِبْرَاهِيم. وَ بَارِكْ عَلى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ. كَمَا بَرَكْتَ عَلى اِبْرَاهِيم وَعَلى الِ اِبْرَاهِيم. فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد. وَارْضَ اَلَّلهُمَّ عَنِ الْخُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ اَزْوَاجِهِ اُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ اَجْمَعِيْنَ وَعَنِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ اِلى يَوْمِ الدِّيْنِ وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَات وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَات اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَات اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَات. اَللهُم انْصُرْناَ فَانك خيرُ الناصرين وافْتح لنا فانك خيرُ الفاتحين واغفرلنا فانك خيرُ الغافرين وارحمنا فانك خيرُ الراحمين وارزقنا فانك خيرُ الرازقين واهدنا ونجنا من القوم الظالمين انك على كل شئ قدير. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ الله : اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلاحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِي اْلقُرْبي وَيَنْهَي عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَلاَ ذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ. اَقِيْمُوا الصَّلاَة...

0 komentar:

Posting Komentar