Pages

  • Microsoft Indonesia Training, Saturday, November 11th, 2017

    Learning without Borders, Embedding ICT in Effective Classroom Practice, Microsoft Education Community

  • International Seminar on Education "Fostering Young Creative Talents throught Integrative Thinking"

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta, 18th December 2017

  • Team Futsal Paradise 98

    Juara I Turnament Futsal Senior IKAA 2017

  • Masjidil Haram

    Suasana Malam Hari Masjidil Haram Mekkah Al Mukarromah

  • Masjid Nabawi

    Foto Depan Masjid Nabawi Madinatul Munawwaroh

  • KH Noer Ali

    Pahlawan Nasional Singa Karawang Bekasi

  • KH Hasbiyallah

    Pendiri Pondok Pesantren Al Wathoniyah Pusat Klender Jakarta Timur

  • International Seminar on Education "Fostering Young Creative Talents throught Integrative Thinking", Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta, 18th December 2017

    Peter Pentland from Autralian Academy of Technological, Sciences and Engeeniring, Australia

  • UWAIS ALQORNI RA

    Sang Penghuni Langit "tak terkenal di bumi tetapi terkenal di langit"

  • International Seminar on Education "Fostering Young Creative Talents throught Integrative Thinking", Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta, 18th December 2017

    Toshinobu Hatanaka from Toho University, Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology, Japan

Kamis, 08 Januari 2015

Khutbah Jum'at "Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW"



Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
,oleh: West Alqorni, S.Sos
Materi khutbah yang disampaikan pada hari Jum'at tanggal 09 Januari 2015 di Masjid Al-Akhyar Cakung Jakarta Timur 
اَلْـحَمْدُ للهِ الّذِي أَرْسَلَ رسُولَهُ بِالْـهُدَى وَدِيْنِ الْـحَقّ لِيُظْهِرَهُ عَلى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيدًا ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، إِقْرَارًا بِهِ وَتَوْحِيدًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لاَ نَبـِيَ بَعْدَهْ، اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آله وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا مَزِيْدًا. أمّا بعد, فياأيها الْمسلمون أوصيكم وإياي بتقوى الله عز وجل فقد فاز الْمتقون.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحـمن الرحيم. يَا أيُّهَا الَّذِيْنَ آمنُوا اتَّقُوا الله وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدْ واتقوا الله إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِـمَا تَعْمَلُوْنَ.

Ma'asyirol muslimin sidang Jum'at rohimakumulloh

Marilah kita senantiasa panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan nikmat dan rahmat-Nya kepada kita semua terutama nikmat iman, Islam dan sehat wal’afiat, sehingga pada saat ini kita bisa hadir di masjid yang mulia ini untuk menunaikan salah satu kewajiban kita yaitu melaksanakan shalat jumat berjamaah. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita umatnya senantiasa selalu bershalawat kepada beliau sehingga pada hari Kiamat nanti Insya Allah kita merupakan salah satu umat beliau yang mendapatkan syafa’atu ujma dari baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

Selanjutnya Khotib berwasiat kepada diri khotib sendiri dan Jamaah Jumat, Marilah kita tingkatkan kualitas dan kuantitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-larangan-Nya sehingga kita digolongkan oleh Allah SWT termasuk dari golongan muttaqien.




Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Di bulan Rabi’ul Awwal yang lebih dikenal dengan bulan maulid atau bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tepatnya tanggal 12 Rabi’ul Awwal, biasanya kaum muslimin merayakan peringatan mauld Nabi Muhammad SAW, baik dirumah dengan mengundang tetangga dan handai taulan. Atau diadakan oleh masjid, mushalla, lembaga, organisasi, masyarakat kampung dengan bentuk pengajian umum dan ceramah, ada juga dengan bakti sosial, khitanan masal, dan bentuk amal-amal sholeh yang lain. Begitulah suasana maulid dimeriahkan umat muslim Nusantara. Bulan maulid adalah bulan suka-cita. Cerah sinarnya menyibakkan kegelapan yang menyelimuti ummat manusia. Allahumma shalli wa sallim wa baarik ‘alaihi.

Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Rasulullah saw sendiri memperingati hari kelahirannya dengan berpuasa, yaitu setiap hari senin seperti yang diriwayatkan oleh Abi Qatadah dalam Imam Muslim;
عَنْ اَبِيْ قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ اْلِاثْنَيْنِ؟ فَقاَلَ ذَلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ اَوْ اٌنْزلَ عَلَيَّ فِيْهِ
Dari Abu Qotadah r.a, sesungguhnya Rasululloh SAW ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab : “Hari Senin adalah hari lahirku, hari aku mulai diutus atau hari mulai diturunkannya wahyu”. (HR Muslim)
Sabda ‘yauma wulidtu fihi (itu adalah hari aku dilahirkan)’ adalah kalimat yang menekankan betapa hari tersebut sangatlah berharga bagi Rasulullah saw. sehingga beliau berpuasa di hari itu. Meskipun tidak ada perintah langsung dari Rasulullah mengenai penghormatan tersebut, tetapi bagi umat yang tahu diri tentunya hadits tersebut telah cukup menjadi tanda untuk menghormati hari kelahiran Rasulullah SAW.

Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah SWT
Ada baiknya kita mengetahui sejak kapan diperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Sejarah menyebutkan bahwa sejak Islam berjaya dengan menaklukan romawi, Persia bahkan Eropa, banyak orang non muslim masuk Islam, termasuk orang-orang salib dari Eropa. Baik karena sukarela ataupun karena terpaksa. Hal ini menimbulkan dendam kaum Nasrani, akhirnya mereka membalas dendam dengan menjajah Timur Tengah. Maka berkobarlah perang salib. Kaum kafir membunuh orang Islam, merampas kekayaan, dijauhkan dari Islamnya, dijauhkan dari Nabinya, dijauhkan dari sejarah kejayaan Islam. Yang ditampilkan oleh penjajah dihadapan kaum muslimin adalah tokoh-tokoh kafir, tokoh-tokoh fiktif sehingga rusaklah moral anak-anak muda, hancurlah kejayaan kaum muslimin, hilang keteladanan, hingga tidak ada lagi kehebatan Islam.
Melihat kondisi umat yang terpuruk dan semakin jauh dari Islam, serta tidak punya semangat memperjuangkan agamanya, para ulama dan tokoh Islam mencari solusi bagaimana membangkitkan keislaman kaum muslimin dan melepaskan diri dari cengkraman tentara salib. Di antaranya seorang raja yaitu Al-Malik Mudhaffaruddin (Raja Himsiyyah), mengundang para ulama dan masayikh ke istana untuk bermusyawarah, bagaimana membangkitkan semangat umat Islam, membebaskan diri dari penjajah, serta menanamkan kecintaan anak muda dan muslimin kepada Rasulullah, sehingga mau meneladani beliau Rasulullah SAW.
Dari musyawarah ulama tersebut akhirnya ada yang mengusulkan agar diadakan peringatan peristiwa bersejarah dalam Islam, diantaranya dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, yang kemudian dikampanyekan dengan besar-besaran, mengundang para penyair agar menulis syair pujian kepada Nabi, serta para ulama dan mubaligh yang bertugas menceritakan sejarah Nabi. Al-Malik Mudhaffaruddin menanggapi usulan ini dengan antusias. Tetapi ada yang tidak setuju, dengan alasan karena peringatan seperti itu tidak pernah dikerjakan oleh Nabi, dan itu berarti bid’ah.
Menanangapi ketidak setujuan mereka, akhirnya dijawab oleh ulama’ yang hadir, bahwa dalam penjelasan tentang bid’ah itu tidak semua sesat. Menurut Imam al-Iz Abdussalam, Ibnu Atsar menjelaskan bahwa ada bid’ah dholalah dan bid’ah hasanah. Bid’ah dholalah (sesat) adalah bid’ah yang tidak ada dasar hukummnya dan tidak ada perintah sama sekali dari syariat, sedangkan bid’ah hasanah adalah suatu amalan yang dasar perintahnya sudah ada dari Rasulullah, namun teknisnya tidak diatur langsung dan itu bukan temasuk ibadah mahdah muqayyadah (ibadah murni yang telah ditentukan tata caranya).
Akhirnya para ulama yang hadir bersama Al-Malik Mudhaffaruddin dalam pertemuan itu memutuskan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad itu boleh. Kemudian Al-Malik Mudhaffaruddin sendiri langsung menyumbang 100 ekor unta dan sekian ton gandum untuk mengadakan peringatan maulid Nabi muhammad SAW. Setiap daerah diundang penyair untuk membuat syair pujian dan shalawat kepada Nabi muhammad. Kitab-kitab yang tersisa hingga sekarang di antaranya yang dikarang oleh Syeikh al-Barzanji dan Syeikh Addiba’i.

Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah SWT
Ternyata dengan diadakannya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini sangat efektif untuk menyadarkan kaum Muslimin cinta kepada Rasul, sehingga seorang pemuda bernama Shalahudin Al-ayyubi menggalang anak-anak muda, dilatih fisiknya, disadarkan untuk cinta kepada Rasul, diajak membebaskan diri dari penjajahan tentara salib. Akhirnya, laskar Islam bersama panglima Shalahudin al-Ayyubi, bisa memenangkan perang salib pada tahun 580 H. Itulah sejarah pertama kali diadakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dan Sejak tahun itulah peringatan Maulid Nabi SAW diadakan oleh negara muslim lainnya.

Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Seperti sering dijelaskan bahwa ibadah itu ada dua macam. Pertama, ibadah mahdah muqayyadah yaitu ibadah murni yang tata caranya terikat dan tidak boleh diubah, karena perintah dan teknis pelaksanaannya dicontohkan langsung oleh Rasulullah, seperti shalat dan haji yang harus sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasul. Kedua, ibadah muthallaqah ghoiru muqayyadah, yaitu ibadah mutlaq yang tata caranya tidak terikat, perintahnya ada sedangkan teknis pelaksanaannya terserah masing-masing orang. Seperti berdzikir, perintahnya sudah ada namun teknisnya tidak ditentukan sebagaiman firman Allah:
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman (QS. Annisa : 103)
Dzikir merupakan perintahnya, sedangkan teknisnya terserah kita, duduk, berdiri, berbaring dirumah, dimasjid sendirian, bersama-sama, suara pelan ataupun dengan suara keras tidak ada batasan-batasan, tergantung kepada situasi dan kondisi asal tidak melanggar ketentuan syariat.
Membaca shalawat juga diperintahkan sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
Yang Artinya: ”Sesungguhnya Allah dan malaikat bershalawat kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salan penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab : 56).
Perintah membaca shalawat ada sedangkan teknisnya terserah kita. Boleh sholawat yang panjang, pendek, prosa, maupun syair, yang penting bershalawat kepada rasullullah. Hal ini termasuk juga berdakwah, Allah berfirman:
ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْـحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْـحَسَنَةِ
Yang artinya: ”Serulah (manausia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.” (QS an-Nahl 125)
Berdakwahlah kamu ke jalan Allah dengan cara hikmah dan mauidzah hasanah atau wejangan yang baik. Perintahnya ada sedangkan teknis pelaksanaannnya terserah kita, boleh dalam bentuk pengajian umum, pengajian rutin di masjid, ataupun media TV, radio, koran, majalah, diskusi, maupun seminar. Semuanya dipersilakan, yang penting momentum dan misinya adalah dakwah.

Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Peringatan Maulid Nabi yang diisi dengan pembacaan shalawat kepada Rasul, pengajian umum, ceramah tentang kesadaran terhadap islam, membaca sejarah Nabi, amal saleh, bakti sosial, khitanan massal dan lain-lain itu merupakan ibadah muthallaqah ghairu muqayadah atau ibadah yang mutlaq dan tidak terikat tata caranya dimana perintahnya ada sedangkan pelaksanaannya terserah kita.
Maka dengan demikian mengadakan peringatan Maulid Nabi yang diisi dengan pembacaan shlawat, pengajian umum dan perbuatan yang baik bukan termasuk bid’ah dhalalah, tapi merupakan amrum muhtasan, yaitu “sesuatu yang dianggap baik” dan kalau dilakukan secara ikhlas karena Allah maka akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Demikian juga Sayyid Alwi Al-Maliki al-Hasani menjelaskan dalam kitab Mukhtashar Sirah Nabawiayah: “Bahwa memperingati Maulid Nabi bukan bid’ah dhalalah, tapi sesuatu yang baik”.

Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah.
Ada sekian banyak pendapat para ulama tentang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, diantaranya yaitu
1.         Pendapat Imam Hasan Al-Bashri (Seorang Tabi’in yang lahir di zaman Khalifah Umar ibn Khattab. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Imam Hasan Al-Bashri berkata :
وَدِدْتُ لَوْ كَانَ لِي مِثْلُ جَبَلِ اُحُدٍ ذَهَبًا لَاَنْفَقْتُهُ عَلَى قِرَاءَةِ مَوْلِدِ الرَّسُوْلِ
“Andaikata aku memiliki emas sebesar bukit uhud, maka akan aku dermakan semuanya untuk penyelenggaraan pembacaan Maulid Rasul”
Ucapan beliau membuktikan bahwa para tabi’in menaruh perhatian yang sangat besar terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW. Beliau rela mendermakan seluruh hartanya demi menyelenggarakan pembacaan maulid Nabi Muhammad SAW
2.         Syeikh Ma’ruf Al-Karkhi (Seorang Sufi Wafat tahun 200 H). Dalam salah satu nasihatnya beliau berkata :
مَنْ هَيَّاَ لِاَجْلِ قِرَاءَةِ مَوْلِدِ الرَّسُوْلِ طَعَامًا, وَجَمَعَ اِخْوَانًا, وَاَوْقَدَ سِرَاجًا, وَلَبِسَ جَدِيدًا, وَتَعَطَّرَ وَتَـجَمَّلَ, تَعْظِيْمًا لِمَوْلِدِهِ, حَشَرَةُ اللهُ تَعَالى يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ الْفِرْقَةِ الْاُوْلَى مِنَ النَّبِيِّيْنَ, وَكَانَ فِى اَعْلَى عَلِيِّيْنَ.
“Barangsiapa yang mempersiapkan makanan, mengumpulkan teman-teman, menyalakan lampu, mengenakan pakaian baru, memakai parfum, dan menghiasi dirinya untuk membaca dan mengagungkan maulid rasul, maka kelak di hari kiamat Allah akan mengumpulkkannya bersama para Nabi, orang-orang yang berada pada barisan pertama. Dan dia ditempatkan di ‘illiyyin yang tertinggi”
3.         Syeikh Sirri As-Saqathi (wafat tahun 253 H). Dalam sebuah kesempatan beliau menuturkan :
مَنْ قَصَدَ مَوْضِعًا يُقْرَاُ فِيْهِ مَوْلِدُ النَّبـِيِّ فَقَدْ قَصَدَ رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الْـجَنَّةِ لِاَنَّهُ مَا قَصَدَ ذَلِكَ اْلـمَوْضِعَ اِلاَّ لـِمَحَبَّةِ الرَّسُوْلِ. وَقَدْ قَالَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ: مَنْ اَحَبَّنـِي كَانَ مَعِيْ فِي الْـجَنَّةِ.
“barangsiapa mendatangi sebuah tempat dimana disana dibacakan maulid Nabi, maka dia telah mendatangi sebuah taman surga. Sebab tujuannya mendatangi tempat itu tiada lain adalah untuk mengungkapkan rasa cintanya kepaada Rasulullah SAW, sedangkan Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa mencintaiku, maka dia bersamaku di dalam Surga”

Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at rahimakumullah.
Itulah beberapa pendapat dari sekian banyak pendapat para ulama mengenai peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang kami sampaikan. Mudah-mudahan dengan peringatan Maulid Nabi SAW hati kita semakin cinta kepada Rasulullah SAW. Dengan cinta kepada Rasulullah kita akan melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya dan kita termasuk orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah SAW. Semoga kita dikumpulkan bersama Rasulullah SAW kelak disurga nanti. Amiin, ya rabbal alamin.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرّحـمن الرّحيم. وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْـمَةً لِلْعَالَمِينَ. الأنبياء:107
بَارَكَ الله لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْأنِ الْكَرِيـْم وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِـمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم وَتَقَبَّل الله مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ.
اَلْـحَمْدُ للهِ الّذِى يَهْدِى مَنْ يَشَاءُ اِلى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ. نَـحْمَدُهُ سُبحَانهُ وَهُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمُ. اَشْهدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله الْمَلِكُ الْـحَقُّ الْمُبِيْنُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُـحَمَّدًا رَسُوْلُ الله الصَّادِقُ الْوَعْدُ اْلاَمِيْنُ. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى سَيْدِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلى الِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْـمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْد. فَيَاأيُّهَا الْمُسْلِمُونَ الْكِرَام أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى الله وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
فقال الله تعالى: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَـمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
قَالَ الله تَعَالى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيـْم، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم. بِسْمِ اللهِ الرَّحْـمنِ الرَّحِيْمِ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُـحــَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُـحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلى اِبْرَاهِيمْ وَ عَلى الِ اِبْرَاهِيم. وَ بَارِكْ عَلى مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُـحَمَّدٍ. كَمَا بَرَكْتَ عَلى اِبْرَاهِيم وَعَلى الِ اِبْرَاهِيم. فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَـمِيْدٌ مَـجِيْد. وَارْضَ اَلَّلهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ اَزْوَاجِهِ اُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ اَجْـمَعِيْنَ وَعَنِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ اِلى يَوْمِ الدِّيْنِ وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْـمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِـمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَات وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَات اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَات اِنَّكَ سَـمـِيْعٌ قَرِيْبٌ مُـجِيْبُ الدَّعَوَات وَيَا قَاضِيَ الْـحَاجَات. اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا مُتَابَعَةَ النَّبِـيِّ مُـحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَوَّلاً وَاَخِرًا وَظَاهِرًا وَبَاطِنًا وَقَوْلاً وَفِعْلاً وَطَاعَةً وَعِبَادَةً وَعَمَلاً صَالِـحًا وَعَدَهُ. اَلَّلهُمَّ اَحْيِيْنَا بـِحَيَاةِ الْعُلَمَاءِ وَاَمِتْنَا بـِمَوْتِ الشُّهَدَاءِ وَاحْشُرْنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي زُمْرَةِ الْاَوْلِيَاءِ وَاَدْخِلْناَ الْـجَنَّةَ مَعَ اْلاَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ, اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْـمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ الله: اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلاحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِي اْلقُرْبي وَيَنْهَي عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَلاَ ذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ. اَقِيْمُوا الصَّلاَة.