Rencana Strategis MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta
Oleh : West Alqorni
BAB
I
PENDAHULUAN
A. UMUM
Setiap institusi professional, secara
managerial tentu harus membuat suatu dasar yang akan dijadikan sebagai patokan
dalam melaksanakan program kerja baik secara personal maupun sistemik,
berdasarkan asumsi tersebut maka MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta berupaya semaksimal mungkin untuk membuat suatu perencanaan yang
strategis dalam rangka mendukung kebijakan dan tujuan pendidikan nasional. Rencana
Strategis (Renstra) MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta
disusun dengan maksud menyediakan sebuah panduan perencanaan yang akan
dijadikan acuan dalam penyusunan program dan kegiatan tahunan pendidikan (2013/2014
s.d. 2017/2018). Renstra MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta adalah dokumen perencanaan strategis yang menjabarkan semua
kegiatan pendidikan, indikasi-indikasi pencapaian target, dan solusi terhadap
permasalahan pendidikan secara terencana dan bertahap melalui pembiayaan APBS,
APBD ataupun APBN.
Secara umum Renstra akan menjadi tolok ukur pertanggungjawaban pada
setiap akhir tahun anggaran MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta kepada stake holder,
oleh karenanya Renstra MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta dibuat sebagai rencana 5 (lima)
tahunan dari tahun 2013 – 2018
yang menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan program, dan kegiatan
pendidikan. Dengan demikian Renstra disusun melalui proses secara sistematis,
konsisten dan berkelanjutan sebagai landasan dasar pengambilan keputusan dengan
memanfaatkan kondisi, potensi, efisiensi, dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan, yang dapat memberikan sikap akuntabilitas kinerja dengan bertumpu
pada pencapaian keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
B. TUJUAN DAN SASARAN PENYUSUNAN
RENSTRA
1. Tujuan
Tujuan disusunnya Renstra ini dimaksudkan untuk mengarahkan seluruh dimensi kebijakan pendidikan di MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta, baik internal maupun eksternal, sebagai pedoman dalam :
Tujuan disusunnya Renstra ini dimaksudkan untuk mengarahkan seluruh dimensi kebijakan pendidikan di MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta, baik internal maupun eksternal, sebagai pedoman dalam :
a. Memudahkan seluruh jajaran MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta dalam
menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan, pendidikan yang akan
dibiayai dari APBS secara terpadu, terarah dan teratur.
b. Menggambarkan tentang kondisi pendidikan di MTs Al-Wathoniyah 10
Jakarta dan mengarahkan seluruh kegiatan serta tujuan untuk mewujudkan visi dan
misi pendidikan di MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta.
c. Sebagai pedoman evaluasi bagi jajaran pengelola MTs Al-Wathoniyah
10 Jakarta untuk memahami dan menilai arah kebijakan sasaran program-program
operasional tahunan pendidikan dalam rentang periode lima
tahun (2013 – 2018).
2. Sasaran
Renstra ini mempunyai sasaran sebagai berikut :
a. Terformulasikan visi, misi, tujuan dan arah kebijakan pendidikan
serta menetapkan fokus bidang kegiatan pengembangan satuan pendidikan dari
tahun 2013 – 2018
sebagai prioritas utama pendidikan.
b. Terealisasinya program-program pendidikan dengan memperhatikan dan
memanfaatkan kondisi, potensi, dan kendala serta faktor-faktor penentu
keberhasilan pendidikan.
C. LANDASAN PENYUSUNAN RENSTRA
1. Pancasila sebagai landasan ideal
2. Undang-Undang dasar 1945 sebagai landasan konstitusional.
3. Landasan Operasional
a. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN
b. Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
c. Undang-Undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.
d.
Undang-Undang
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
e.
Peraturan
Pemerintah :
1. Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar
2.
Nomor
29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
3.
Peraturan
Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Propinsi Sebagai
Daerah Otonom
4.
Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
f. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional :
1. Nomor. 44/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
2. Nomor 122/U/2001 tentang Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan,
Pemuda, dan Olahraga Tahun 2000 – 2004
D. ALUR PIKIR PENYUSUNAN RENSTRA
Proses Penyusunan Rencana Strategis MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta
dilaksanakan dengan mengikuti alur pikir dengan mempertimbangkan hasil analisis
lingkungan strategis terhadap kondisi umum, dan kendala-kendala yang dihadapi,
serta mempertimbangkan program pembangunan daerah khususnya bidang pendidikan
di propinsi DKI Jakarta.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Rencana Strategis MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Kondisi Umum, Kendala, Analisis Lingkungan Strategis dan Faktor-faktor
Penentu Keberhasilan.
Bab III : Visi, Misi, Arah Kebijakan serta
Prioritas Pendidikan
Bab IV : Kerangka Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
Bab V :
Penutup
BAB
II
KONDISI
UMUM, KENDALA, ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
DAN
FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
A. KONDISI UMUM
DKI
Jakarta merupakan daerah otonom dan ibu kota
Negara, kondisi masyarakatnya sangat heterogen, mobilitasnya sangat tinggi dan
sangat akomodatif terhadap berbagai perubahan yang datang dari dalam maupun
luar negeri. Kondisi di bidang pendidikan cukup menggembirakan, hal ini
dikarenakan adanya komitmen yang kuat dalam mensukseskan wajar dikdas
9 tahun.
Indikator minat masuk ke MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta pada tahun 2013
menunjukkan perolehan Angka Animo Masyarakat 200
pendaftar dan Angka Daya Tampung Murni 120
orang. Indikator lainnya adalah tingkat kelulusan mencapai 100 % dengan
perolehan NEM rata-rata 7,10. Daya tampung peserta
didik tiap awal tahun rata-rata 120 orang peserta
didik dan kelulusan 100 %. Lulusan yang dapat diserap SMU Negeri mencapai angka
antara 30 %. Kondisi ruang belajar cukup refresentatif dengan jumlah ruang
belajar sebanyak 6 ruang belajar, satu ruang laboratorium IPA, satu ruang
laboratorium komputer, satu ruang perpustakaan, satu ruang TU, satu ruang OSIS,
satu ruang guru, satu ruang BP/BK, Aula, dan Mushalla yang dapat digunakan
sebagai wahana pembelajaran.
B. KENDALA YANG DIHADAPI
Dalam penyelenggaraan bidang pendidikan di MTs Al-Wathoniyah 10
Jakarta juga tidak terlepas dari berbagai kendala dan permasalahan yang
dihadapi, diantaranya :
1. Masih belum meratanya pemahaman masyarakat terhadap permasalahan
dan kondisi sekolah dan pentingnya dukungan dana dalam meningkatkan kualitas
anak didik.
2. Kurangnya atau terbatasnya sarana prasarana pembelajaran, sehingga
tidak optimalnya Kegiatan Belajar Mengajar.
3. Anggaran dana operasional pendidikan dari BOS, APBN masih belum
bisa memenuhi kebutuhan untuk melaksanakan dan mengembangkan program sekolah
yang berkualitas, apalagi
setelah digulirkannya Program Sekolah Gratis oleh pemerintah.
4. Desakan pengaruh era globalisasi membutuhkan sarana dan prasarana
yang bermuatan teknologi tinggi.
5. SDM memerlukan pembinaan dan wawasan teknologi.
6. Belum optimalnya hubungan kerja sama dengan lembaga yang terkait
dan dunia usaha sebagai sumber belajar dalam melaksanakan Broad Based Educatioan
(BBE) life skill.
7. Belum optimalnya empat peran Komite Sekolah dan partisipasi orang
tua peserta didik terhadap peran dan fungsi pendidikan di dalam sekolah dan di
luar sekolah.
Di sisi lain peningkatan dan pemenuhan sarana dan prasarana
pembelajaran masih perlu mendapat perhatian yang cukup serius, mengingat daya
tampung peserta didik saat ini masih belum memenuhi kebutuhan akan kenyamanan
proses belajar mengajar. Sementara itu Otonomi Daerah telah merangsang
perubahan aspirasi dan tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan cakupan
layanan pendidikan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, sekolah dipacu untuk
segera menata diri dengan manajemen berbasis sekolah (MBS). Dilain pihak
kemampuan tenaga kependidikan untuk mengemban tugasnya secara profesional masih
memerlukan pelatihan-pelatihan yang lebih intensif dan efektif.
C. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGI
1. Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal dalam hal ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menjelaskan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan
kelemahan MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta.
a. Strenght (kekuatan)
1. Adanya dukungan para stake holder dan masyarakat untuk meningkatkan
kualitas pendidikan.
2. Adanya struktur organisasi dan tata kelola yang baru guna mendukung
sistem kerja yang professional;
3. Telah berpengalaman menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan KTSP
4. Tersedianya SDM berpendidikan S2: 1%, S1: 98 %, D3 : 1 %, yang
cenderung kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran.
5. Persyaratan Standar Pelayanan Minimal (SPM) secara keseluruhan atau
pada umumnya telah terpenuhi.
6. Partisipasi serta daya kritis masyarakat dan stake holder terhadap
pendidikan cukup tinggi
7. Adanya dukungan dari Komite Sekolah dalam melaksanakan
program-program sekolah.
b. Weakness (Kelemahan)
1. Masih melaksanakan proses pembelajaran dengan dua shift karena
ruang belajar yang dimiliki hanya 6 ruang belajar,
sedangkan rombongan belajar mencapai 12 kelas
2. Tingkat kinerja kelembagaan yang masih lemah, terutama dalam
keadministrasian.
3. Relevansi kompetensi input dengan output pendidikan yang masih
belum optimal
4. Kurikulum sekolah yang syarat beban dan masih terstruktur
5. Belum tergalinya sumber-sumber dana secara optimal yang berasal
dari masyarakat dan dunia usaha bagi kegiatan pendidikan
6. Pelaksanaan MBS belum optimal.
7. Komite sekolah belum berfungsi secara proporsional sebagaimana empat
Peran Komite Sekolah dalam membangun MBS.
2. Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal dalam hal ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menjelaskan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman
bagi pendidikan MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta. Kajian eksternal pada hakekatnya
adalah analisis dan evaluasi atas kondisi di luar lingkungan MTs Al-Wathoniyah
10 Jakarta.
a. Opportunity (Peluang)
1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2055 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagai pedoman dan arah yang legal untuk melaksanakan dan
mengembangkan pendidikan di MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta.
2. Diberlakukannya UU No. 15 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Menerapkan Kurikulum 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) akan lebih optimal mengingat telah mempunyai pengalaman selama empat
tahun
4. Semakin tingginya minat dan dukungan partisipasi masyarakat dalam
kemajuan pendidikan MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta dengan angka animo masyarakat 200 %
5. Dapat terlaksananya program School Based Management (SBM) atau
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dengan optimal karena sudah diawali dari tahun
2010.
6. Dapat menjadi juara II atau III
dalam berbagai lomba ektrakurikuler
b. Threats (Ancaman)
1. Surat Keputusan Mendiknas No. 44/U/2002 tentang Pembentukan Dewan
Pendidikan dan Komite Sekolah belum diterapkan secara optimal;
2. Masih adanya kebijakan pemerintah dan
MKKS yang menghambat terlaksananya otonomi sekolah dan MBS;
3. Semakin tingginya persaingan positif antar sekolah
yang dalam pengelolaannnya lebih baik dan memiliki berbagai keunggulan;
4. Banyak MTs negeri dan swasta menjadi juara
dalam berbagai kejuaraan pada setiap perlombaan kurikuler dan ekstrakurikuler.
5. Perubahan budaya karena desakan budaya global yang tidak tersaring
akan mempengaruhi budaya sekolah.
6. Semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang akan mempengaruhi
eksistensi sekolah.
D. STRATEGI ORGANISASI
Secara Umum Strategi diarahkan untuk menyikapi seluruh Program dan
kegiatan yang dirumuskan :
1.
Mengoptimalkan
implementasi KTSP
2.
Meningkatkan
komitmen seluruh warga sekolah
3.
Pemerataan
informasi dan pemahaman dalam penerapan pembelajaran KBK yang berbasis
Contextual Teaching and Learning (CTL)
4.
Mengembangkan
perangkat pembelajaran: pemetaan SK, KD, silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) secara optimal.
5.
Melaksanakan
diversifikasi kurikulum.
6.
Pencapaian
kurikulum formal mandiri.
7.
Meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan strategi:
a. Mengadakan Need Assesmen Test bagi para guru
b. Peningkatan kemampuan profesionalisme guru, melalui pelatihan,
penataran, work shop dan efektifitas wadah MGMP
8.
Mengembangkan
kurikulum muatan lokal dalam rangka mewujudkan hasil pendidikan yang religius
dan berbudi pekerti luhur
9.
Pengembangan
bench marking, dengan strategi:
a. Pengembangan dan Penguasaan Hafalan Qur’an
b. Pengembangan Ilmu-ilmu Dasar (matematika dan IPA)
c. Pengembangan Ekstrakurikuler
d. Pengembangan Budi Pekerti yang Akhlakul Karimah
10. Mengembangkan kualitas dan kuantitas fasilitas pembelajaran dengan
strategi :
a. Merenovasi dan menambah ruang belajar tiap tahun sebanyak 2 ruang;
b. Pengadaan sarana pembelajaran seperti sarana perpustakaan dan laboratorium
bahasa
c. Menata lingkungan agar lebih tertata, rapai, nyaman, menyenangkan
11. Meningkatkan kualitas lulusan dengan strategi :
a. Melaksanakan Bridging Course dan matrikuluasi kelas VII
b. Melaksanakan remedial teaching
c. Pengayaan dan Pendalaman Materi (PM) kelas IX
d. Efektifitas jadwal pelajaran dan jam belajar
12. Meningkatkan pembinaan peserta didik melalui penyaluran bakat dan
prestasi dalam
bidang olah raga dan seni
bidang olah raga dan seni
13.
Meningkatkan
pelaksanaan program Ekstrakurikuler dan program pembinaan
kepeserta didikan
kepeserta didikan
14.
Meningkatkan
suasana ketentraman dan ketenangan belajar dalam mewujudkan ketahanan sekolah,
dengan strategi:
a. Meningkatkan mutu pengelolaan sekolah melalui pengembangan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
b.
Menciptakan
kesamaan persepsi tentang pengembangan sekolah
15.
Meningkatkan
kerjasama dengan LSM, Lembaga Motivator dan organisasi
masyarakat serta pondok pesantren dalam meningkatkan kesadaran tanggung
jawab dan keimanan peserta didik.
masyarakat serta pondok pesantren dalam meningkatkan kesadaran tanggung
jawab dan keimanan peserta didik.
16.
Mengefektifkan
peran dan fungsi Komite Sekolah, orang tua peserta didik, dan masyarakat
sebagai mitra kerja sekolah
17.
Meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pendidikan dengan strategi:
a. Mengembangkan peran dan fungsi Alumni
b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam membantu biaya
pendidikan
pendidikan
c. Membentuk dan mengembangkan 4 peran Komite Sekolah
d. Meningkatkan peran serta lembaga Sosial masyarakat (LSM) dunia
usaha
usaha
e. Menjalineratkan peran dan fungsi himpunan penyelenggara pendidikan
luar sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam mengembangkan pendidikan luar sekolah (Les, Bimbingan Belajar, dan kursus)
luar sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam mengembangkan pendidikan luar sekolah (Les, Bimbingan Belajar, dan kursus)
18. Mengembangkan penilaian dengan strategi :
a. Melaksanakan strategi peniliaian yang variatif
b. Melaksanakan penilaian yang transparan, akuntabel, dan demokratis.
E. FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
Untuk memacu perkembangan pendidikan di MTs Al-Wathoniyah 10
Jakarta perlu diidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan tersebut dengan
memperhatikan analisis lingkungan berupa sumber daya dan sumber dana yang di
dukung peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan serta keterlibatan
masyarakat dalam mencapai Visi dan Misi MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta. Faktor-faktor
kunci keberhasilan rencana strategis MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta adalah :
1.
Dukungan
dan political will dari Pemerintah dalam melaksanakan MBS dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)
2.
Teratasinya
kinerja kelembagaan, keorganisasian, dan keadministrasian yang masih lemah
sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas SDM.
3.
Pelaksanaan
otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan dalam melaksanakan MBS.
4.
Dukungan
partisipasi masyarakat, orang tua peserta didik untuk meningkatkan sarana
prasarana pendidikan.
5.
Dukungan
partisipasi Komite Sekolah untuk meningkatkan peran dan fungsinya sebagai mitra
sekolah dan Suporting, Advisary, Controlling, dan Mediator, sehingga sekolah
dapat melaksanakan programnya secara efektif, efisien, dan produktif.
BAB III
VISI, MISI, MOTTO, ARAH
KEBIJAKAN DAN PROGRAM PRIORITAS
A. VISI
Menjadikan MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta sebagai medan ibadah sekaligus pusat pendidikan Islam panutan yang
dapat melahirkan insan yang Benar, Pintar dan Terampil.
B.
MISI
Sejalan dengan
Visi yang telah tertulis di atas maka Misi dimiliki oleh MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta adalah :
1.
Menjadikan
MTs Al-Wathoniyah
10 Jakarta sebagai medan ibadah dan pusat
pendidikan Islam panutan bagi setiap muslim
2.
Melahirkan
insan yang
Benar yaitu insan yang beriman dan
bertaqwa (IMTAQ)
3.
Melahirkan insan yang Pintar yaitu insan
yang menguasai Ilmu Penegtahuan dan Teknologi (IPTEK)
4.
Melahirkan insan yang Terampil yaitu insan
yang kreatif, inovatif dan professional
C.
MOTTO
1.
Allah
sebagai tujuan
2.
Rasulullah
sebagai panutan
3.
Al-Qur’an
dan sunnah sebagai pedoman
4.
Ilmu
sebagai cahaya penerang
5.
Hidup
mandiri dan terampil sebagai amalan
D. TUJUAN SITUASIONAL
Pada tahun pelajaran 2013/2014
diharapkan terjadi perubahan yang signifikan untuk menunjukkan identitas dan
kualitas dalam hal :
1.
Mempunyai
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), silabus, perangkat kelengkapaannya
dan teradministrasikan dengan menggunakan software dan hardware yang memadai.
2.
Seluruh
warga sekolah (kepala sekolah, guru, tenaga tata usaha, tenaga kebersihan dan
tenaga keamanan) melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, kompeten,
terukur, dan teruji agar dapat menunjukkan kinerja yang profesional guna
memenuhi pelayanan prima kepada masyarakat
3.
Guru
menguasai dan melaksanakan berbagai metode, strategi, model, pembelajaran, dan
strategi penilaian sehingga peserta didik dapat belajar dalam situasi menyenangkan,
konstruktif, inspiratif, dan motivatif
4.
Terlaksananya
proses pembelajaran satu shift dengan setiap tingkatan
terdiri dari 4 (empat) kelas.
5.
Tersedianya
kelengkapan sarana dan prasarana untuk pengembangan bidang kesenian, olah raga
dan media pembelajaran yang berteknologi tinggi (CD interaktif, internet, audio
video kelas, penambahan infocus, alat-alat ukur yang berbasis digital).
6.
Tercapainya
standar ketuntasan belajar minimal seluruh mata pelajaran (75%), sehingga semua
peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar 90 % dan dapat memenangkan
berbagai lomba baik akademik maupun non akademik.
7.
Mempunyai
struktur organisasi, uraian tugas yang jelas, instrumen evaluasi kinerja
sekolah dalam model manajemen yang baik, dan tercapainya Standar Pelayanan
Masyarakat (SPM) dalam situasi kerja yang kondusif dengan menjalin hubungan
kemitraan dengan komite sekolah (terealisasinya empat fungsinya) dan
tersedianya jaringan SIM untuk terciptanya keharmonisan hubungan baik secara vertikal
maupun horizontal.
8.
Terciptanya
jalinan kerja dengan penyandang dana (dunia usaha, stakeholder) dan tergalang
dana masyarakat sehingga sekolah dapat menciptakan usaha-usaha dalam upaya
mengembangkan potensi internal dan eksternal guna membantu sektor yang
kekurangan (subsidi silang).
9.
Terimplementasikan
model-model penilaian dan mempunyai pedoman dan instrumen evaluasi dari hasil
uji coba untuk mengarah pada pembelajaran anak berprestasi, bermasalah, dan
kelainan lainnya dengan menggunakan Sistem Administrasi Sekolah (SAS) dan
sistem informasi manajemen.
E. STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM
Sasaran 1 :
Mempunyai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus, Perangkat kelengkapaannya
dan teradministrasikan dengan menggunakan software
dan hardware yang memadai.
1.
Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
a. Penggandaan kurikulum
b. Pemetaan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
c. Penganalisaan dan penyelarasan SK dan KD
d. Membuat Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP)
e. In House Training (IHT) KTSP dengan mengundang pakar Kurikulum
f. Verifikasi naskah dan pengesahan naskah KTSP
g. Pengetikan dan pencetakan naskah KTSP
h. Membuat instrumen evaluasi KTSP
2. Pengembangan silabus
a. Pelatihan membuat silabus
b. Membuat silabus (master) tiap mata pelajaran
c. Penganalisaan dan penyelarasan silabus tiap mata pelajaran
d. Verifikasi dan Pengesahan Silabus tiap mata pelajaran
e. Pengetikan dan pencetyakan silabus
f. Supervisi klinis dan supervisi kinerja pembelajaran
g. Membuat instrumen evaluasi pengembangan silabus
3. Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran
a. Rapat pembagian tugas mengajar dan BK
b. Membuat Kalender Pendidikan
c. Rapat kerja pembuatan program tahunan dan semester
d. Membuat jadwal terpadu tentang penugasan, ulangan harian, praktek, ekstrakurikuler,
OSIS, dll
e. Pengembangan sistem penilaian
f. Pengembangan Diversifikasi kurikulum dan Implementasinya.
Sasaran 2 :
Seluruh warga sekolah (kepala sekolah, guru, dan tenaga tata laksana)
melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, kompeten, terukur, dan teruji
agar dapat menunjukkan kinerja yang profesional guna memenuhi pelayanan prima
kepada seluruh stakeholder.
1.
Peningkatan dan Pengembangan Tenaga
Kependidikan
a. Pengembangan Profesionalitas Guru
b. Peningkatan Kompetensi Guru
c. Peningkatan Kompetensi Tenaga TU
d. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi oleh Kepala Sekolah terhadap
Kinerja Guru dan Tenaga TU
e. Peningkatan Kualitas Tenaga Kependidikan
Sasaran 3 :
Guru Menguasai dan Melaksanakan Berbagai Metode, Strategi, Model, Pembelajaran,
dan Strategi Penilaian sehingga peserta didik
dapat belajar dalam situasi menyenangkan,
konstruktif, inspiratif, dan motivatif
1.
Peningkatan Standar Proses
a. Pengembangan metode pengajaran untuk semua mapel
b. Pengembangan Strategi Pembelajaran
c. Pengembangan Strategi Penilaian
d. Pengembangan bahan, sumber pembelajaran
Sasaran 4 :
Tersedianya kelengkapan sarana dan prasarana
kelengkapan untuk pengembangan bidang
kesenian, Olah Raga dan Media Pembelajaran yang berteknologi
tinggi (CD Interaktif, Internet, Audio Video Kelas, penambahan
infocus, Alat-alat ukur yang berbasis digital).
1.
Peningkatan dan Pengembangan Fasilitas Pendidikan
a. Peningkatan dan pengembangan media pembelajaran
b. Pengembangan sarana pendidikan
c. Pengembangan prasarana pendidikan
d. Penciptaan lingkungan belajar yang kondusif
e. Pengembangan Income Generating Activities
Sasaran 5 :
Tercapainya Standar Ketuntasan Belajar Minimal seluruh
Mata Pelajaran (75%), sehingga semua peserta didik
dapat mencapai Ketuntasan Belajar 100 % dan dapat
memenangkan berbagai Lomba baik
Akademik maupun Non Akademik.
1.
Peningkatan Standar Kelulusan
a. Pengembangan standar pencapaian ketuntasan kompetensi
b. Peningkatan standar kelulusan tiap tahunnya
c. Pengembangan kejuaraan lomba-lomba akademik dan non akademik
Sasaran 6 :
Mempunyai Struktur Organisasi, Uraian Tugas yang jelas,
Instrumen Evaluasi Kinerja Sekolah dalam Model Manajemen yang baik,
dan tercapainya SPM dalam Situasi Kerja yang kondusif dengan menjalin
hubungan kemitraan dengan Komite Sekolah (Terealisasinya Empat Fungsinya) dan
Tersedianya Jaringan SIM untuk Terciptanya Keharmonisan Hubungan Baik Vertikal
maupun Horizontal.
1.
Peningkatan Mutu Kelembagaan dan Manajemen
a. Pengembangan dan Melengkapi Administrasi Sekolah (yang Bersifat
Wajib dan Tidak Wajib, lihat PP no 19 th 2005)
b. Implementasi MBS
c. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi oleh Sekolah tentang Kinerja
Sekolah
d. Pelaksanaan Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah
e. Pengembangan Sekolah Menuju Ketercapaian SPM
f. Penggalangan Partisipasi Masyarakat (Pemberdayaan Komite Sekolah
untuk Merealisasikan Empat Tugasnya)
g. Membuat Jaringan Informasi Akademik di Iinternal Sekolah (SIM)
h. Membuat jaringan kerja secara vertikal dan horisontal
i.
Implementasi
Model Manajemen: POAC, PDCA, dan Model Lain yang Pada Dasarnya Mengembangkan
Aspek-aspek Manajemen untuk Pengembangan Standar-Standar Pendidikan
Sasaran 7 :
Terciptanya Jalinan Kerja dengan Penyandang Dana (Dunia Usaha, Stakeholder) dan
Tergalang Dana Masyarakat Sehingga Sekolah dapat Menciptakan Usaha-usaha dalam
Upaya Mengembangkan Potensi Internal dan Eksternal Guna Memenuhi Standar
Pembiayaan dan Membantu Sektor yang Kurang Mampu (Subsidi Silang)
1.
Pengembangan Standar Pembiayaan Pendidikan
a. Pengembangan Jalinan Kerja dengan Penyandang Dana
b. Penggalangan Dana dari Berbagai Sumber
c. Penciptaan Usaha-usaha
d. Pendayagunaan Potensi Sekolah dan Lingkungan
e. Penciptaan Sistem Subsidi Silang
Sasaran 8 :
Terimplementasikan model-model penilaian dan mempunyai pedoman dan instrumen
evaluasi dari hasil uji coba untuk mengarah pada pembelajaran anak berprestasi,
bermasalah, dan kelainan lainnya dengan menggunakan sistem administrasi sekolah
(SAS) dan sistem informasi manajemen.
1.
Pengembangan Standar Penilaian
a. Pengembangan Perangkat Model-model Penilaian Pembelajaran
b. Implementasi Model Evaluasi Pembelajaran: Ulangan Harian, Ulangan
Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, Ulangan Kenaikan Kelas, dll
c. Pengembangan instrumen atau perangkat soal-soal untuk berbagai
model evaluasi
F. FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN
Untuk memacu perkembangan pendidikan di MTs Al-Wathoniyah 10
Jakarta perlu diidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan tersebut dengan
memperhatikan analisis lingkungan berupa sumber daya dan sumber dana yang di
dukung peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan serta keterlibatan
masyarakat dalam mencapai Visi dan Misi MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diketahui bahwa faktor-faktor
kunci keberhasilan rencana strategis MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta adalah :
1. Dukungan dan political will dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam melaksanakan MBS dan Kurikulum KTSP
2. Dukungan BSNP dalam menyelesaikan seluruh peraturan, standar, dan
pedoman yang menjadi arah dan pedoman bagi sekolah untuk menyelenggarakan SSN.
3. Teratasinya kinerja kelembagaan, keorganisasian, dan
keadministrasian yang masih lemah sebagai upaya meningkatkan kulitas pendidikan
dan kualitas SDM.
4. Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan dalam
melaksanakan MBS.
5. Dukungan dan partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik
untuk meningkatkan sarana prasarana pendidikan yang belum tersedia.
6. Dukungan partisipasi Komite Sekolah untuk meningkatkan peran dan
fungsinya sebagai mitra sekolah dalam Suporting, Advisary, Controling, dan
Mediator, sehingga sekolah dapat melaksanakan programnya secara efektif dan
efisien.
BAB
IV
KERANGKA
PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA
Pengukuran Kinerja digunakan untuk penilaian atas keberhasilan
/kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ditetapkan dalam rangka
mewujudkan Visi dan Misi MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta. Pengukuran Kinerja
mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indicator kinerja. Selanjutnya
dilakukan evaluasi kinerja dengan cara menghitung nilai capaian kinerja
pelaksanaan kegiatan/program/sasaran/kebijakan yang telah ditetapkan. Untuk
menilai pertanggung jawaban pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan
berdasarkan hasiki perencanan stratejik, dilakukan pula analisis pencapaian
kinerja dengan menginterprestasikan lebih lanjut pengukuran kinerja yang
menggambarkan keberhasilan atau kegagalan Kepala MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta dalam
melaksanakan misinya yang meliputi Kerangka Pengukuran Kinerja dan Evaluasi
Kinerja.
1.
Kerangka Pengukuran Kinerja
Kinerja yang akan diukur adalah seluruh aspek kegiatan yang ada di MTs
Al-Wathoniyah 10 Jakarta. Kinerja keuangan yang meliputi kehematan, efesiensi, dan
efektivitas. Kehematan diukur dengan membandingkan antara harga pasar dengan
harga input atas pengadaan barang dan jasa. Efisiensi diukur dengan
membandingkan antara input yang digunakan dengan ouput yang dihasilkan.
Efektifitas diukur dengan membandingkan antara ouputyang dihasilkan dengan
sasaran yang telah ditetapkan
Adapun
indikator pengukuran kinerja adalah ukuran kuantitatif atau
kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian
suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator
kinerja merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur, kemudian digunakan
sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kenerja. Beberapa jenis
indikator kinerja yang digunakan dalam pelaksanaan pengukuran kinerja, yaitu :
a. Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan
agar pelasanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran, indikator
ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi, kebijakan/peraturan
perundang-undangan dan sebagainya.
b. Indikator Keluaran (Output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung
dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik atau non fisik.
c. Indikator hasil (Outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya output kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).
d. Indikator manfaat (benefit) adalah sesuatun yang
terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan yang merupakan akibat
dari adanya outcome.
e. Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulakan baik
positif maupun negatif pada setiap tingkatan Indikator berdasarkan asumsi yang
telah ditetapkan
Indikator kinerja, diukur oleh perbandingan antara target dengan
realisasi serta persentase pencapainya. Oleh karena waktu laporan akuntabilitas
disusun setelah akhir tahun dari suatu proses periode kegiatan, maka indakor
kinerja yang akan diukur secara minimal meliputi Indikator input dan ouput.
a. Outcome, benefit dan impact, minimal dibuat secara naratif, dan
jika memungkinkan ditetapkan secara kuantitatif. Oleh karena untuk melakukan
pengukuran outcome, benefit dan impact pada umumnya tidak bisa secara langsung
dapat diketahui setelah kegiatan berakhir.
b. Pengukuran kinerja berasal dari capaian kinerja kegiatan masing-masing
pencapaian renstra.
2.
Metode Pembobotan
Untuk memudahkan penentuan bobot, berikut hal-hal yang dapat
dijadikan pertimbangan:
a. Indikator yang menunjukan output diberi lebih besar dari pada
indikator yang menunjukan input, begitu juga Indikator uotcome diberi bobot
yang lebih besar dibandingkan Indikator output;
b. Indikator yang lebih erat kaitannya dengan tujuan dan sasaran
diberi bobot yang lebih tinggi;
c. Indikator yang mempunyai keterkaitan dengan kebijakan instansi yang
lebih tinggi diberikan bobot lebih tinggi;
d. Indikator yang berhubungan dengan hal-hal yang menjadi tanggung
jawab instansi dan dapat dikendalikan oleh intansi yang bersangkutan diberi
bobot lebih tinggi. Metode pembobotan tersebut merupakan suatu upaya kearah
adanya persamaan persepsi antara pihak-pihak yang berkepentingan.
3.
Kerangka Evaluasi Kinerja
Dalam konteks laporan akuntabilitas kinerja, evaluasi yang akan
dikemukakan meliputi evaluasi kinerja kegiatan, kinerja program dan kinerja
kebijakan atau sasaran. Evaluasi
kinerja kegiatan menunjukkan capaian kinerja kegiatan dalam suatu kurun waktu
tertentu. Evaluasi kinerja kegiatan menunjukkan penilaian atas keberhasilan
atau kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan dalam kerangka perencanaan strategik selanjutnya sesuai dengan
atribut indikator kinerja dan capaian kinerja kegiatan yang telah ditetapkan
maka evaluasi kenerja kegiatan dilakukan merujuk kepada indikator, yang telah
ditetapkannya yaitu : input, output dan outcome setelah terlebih dahulu
masing-masing diberi indikator.
Program
dapat didefiniskan sebagai kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan
terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun
dalam rangka kerjasama dengan masyarakat untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan. Dengan demikian hasil evaluasi kegiatan setelah terlebih
dahulu masing-masing kegiatan tersebut diberi bobot.
Evaluasi kebijakan atau sasaran
merupakan kumpulan dari hasil kinerja program setelah terlebih dahulu
masing-masing program tersebut diberi bobot. Capaian kinerja
kebijakan merupakan cerminan capaian kinerja sasaran.
4.
Evaluasi Kinerja Kepala MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta
Evaluasi kinerja Kepala MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta merupakan kumpulan
dari kinerja kebijakan atau sasaran
sehingga dengan cara yang sama hasil kinerja Kepala MTs Al-Wathoniyah 10
Jakarta adalah merupakan penjumlahan dari hasil kinerja masing-masing kebijakan atau sasaran setelah terlebih dahulu dilakukan pembobotan terhadap
masing-masing kebijakan atau sasaran
tersebut.
5.
Kesimpulan Hasil Evaluasi Kinerja
Langkah terakhir dalam proses pengukuran kinerja dan evaluasi
kinerja adalah membuat simpul hasil evaluasi. Simpulan hasil evaluasi akan
memberikan gambaran kepada para penerima informasi mengenai nilai kinerja MTs
Al-Wathoniyah 10 Jakarta. Kinerja MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta dapat nilai dengan skala
pengukuran ordinal yang dibuat sesuai dengan pertimbangan masing-masing,
misalnya:
X= >85 : Baik atau sangat Baik atau Sangat Berhasil
X=71- 85 : Sedang atau Baik atau berhasil
X=56-70 : Kurang Baik atau Sedang atau Cukup Berhasil
X=<55 : Sangat Kurang atau Kurang atau Tidak Berhasil
BAB V
PENUTUP
Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan segala nikmat kepada kita semua, khususnya pengurus MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta, sehingga dokumen
rencana strategi ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga dengan adanya
dokumen renstra ini, Allah memudahkan pengurus MTs
Al-Wathoniyah 10 Jakarta dalam usahanya mencapai visi, misi, dan tujuan Sekolah.
Selanjutnya, renstra ini akan dijadikan sebagai penduan utama bagi pengurus MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya.
Renstra MTs Al-Wathoniyah 10 Jakarta 2013/2014 s/d 2017/2018 ini dijabarkan menjadi rencana strategis
pada setiap unit manajemen sekolah (UMS). Dengan demikian UMS memiliki
acuan pengembangan program yang lebih spesifik sesuai dengan karakter dan keunggulannya,
juga dapat secara bersama-sama dan bersinergi mencapai visi dan misi sekolah.
Dalam hal terjadi perubahan lingkungan strategis yang tidak terduga, sehingga
kebijakan dan program yang telah dirumuskan dalam rencana strategis menghadapi kendala untuk dilaksanakan, maka kepala sekolah
dapat melakukan perubahan.
Berhasilnya implementasi Renstra ini sangat tergantung pada pemahaman
kesadaran, keterlibatan dan upaya sungguh-sungguh dari warga madrasah, serta
dukungan pemerintah, dan masyarakat. Keberhasilan pelaksanaan Renstra ini juga
menjadi harapan nyata bagi pembangunan pendidikan dan pembangunan masa depan
para santri. Bagi segenap civitas akademika MTs
Al-Wathoniyah 10 Jakarta hanya tersedia satu
jalan lurus untuk mencapai cita-cita luhur yang digariskan dalam Renstra ini.