KHUTBAH JUM'AT
EMPAT GOLONGAN MANUSIA
OLEH: WEST ALQORNI
اَلْحَمْدُ
لِلهِ الَّذِيْ مَنْ تَوَكَّلَ عَلَيْهِ بِصِدْقِ نِيَّةٍ كَفَاهُ وَمَنْ
تَوَسَّلَ إِلَيْهِ بِاتِّبَاعِ شَرِيْعَتِهِ قَرَّبَهُ وَأَدْنَاهُ وَمَنِ
اسْتَنْصَرَهُ عَلَى أَعْدَائِهِ وَحَسَدَتِهِ نَصَرَهُ وَتَوَلاَّهُ وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ
حَافَظَ دِيْنَهُ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ (أَمَّا بَعْدُ), فياأيها الْمسلمون أوصيكم وإياي بتقوى الله عز
وجل فقد فاز الْمتقون.
أعوذ
بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحـمن الرحيم. يَا أيُّهَا الَّذِيْنَ آمنُوا
اتَّقُوا الله وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدْ واتقوا الله إِنَّ اللهَ
خَبِيرٌ بِـمَا تَعْمَلُوْنَ.
فقال الله تعالى في كتابه الكريْم : أعوذ بالله
من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحـمن الرحيم.
Ma'asyirol muslimin sidang Jum'at rohimakumulloh
Marilah kita senantiasa panjatkan puji dan
syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan nikmat dan
rahmat-Nya kepada kita semua terutama nikmat iman, Islam dan sehat wal’afiat,
sehingga pada saat ini kita bisa hadir di masjid yang mulia ini untuk
menunaikan salah satu kewajiban kita yaitu melaksanakan shalat jumat berjamaah.
Shalawat
dan salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.
Mudah-mudahan kita umatnya senantiasa selalu bershalawat kepada beliau sehingga
pada hari Kiamat nanti Insya Allah kita merupakan salah satu umat beliau yang
mendapatkan syafa’atu ujma dari baginda Nabi Besar Muhammad SAW.
Selanjutnya Khotib berwasiat kepada diri khotib sendiri
dan Jamaah Jumat, Marilah kita tingkatkan kualitas dan kuantitas keimanan dan
ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-perintah-Nya
serta menjauhi segala larangan-larangan-Nya sehingga kita digolongkan oleh
Allah SWT termasuk dari golongan muttaqien.
Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at
rahimakumullah
Marilah pada kesempatan ini kita bersama-sama
berusaha menilai dan menengok kondisi kehidupan ruhaniyah kita. Sesungguhnya
kondisi ruhaniyah ini sangat berpengaruh pada kinerja lahiriah kita semua. Ini
adalah hukum umum yang terjadi pada semua manusia. semoga kita semua diberikan
petunjuk menuju jalan yang diridhai Allah SWT. Amiin.
Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at
rahimakumullah
Lantas bagaimanakah cara kita mengkondisikan
dunia batiniah kita dan menghubungkannya dengan aktifitas keseharian lahiriah? Syaikh
Abdul Qadir Al-Jailani dalam nasehatnya membagi kondisi ini pada tiga hal, hati, lisan dan
karya. Kondisi hati harus senantiasa hidup dan aktif, sedangkan kondisi lisan
sebaiknya selalu pasif dan mati, sedangkan badan harus selalu berkarya dan
berkreasi.
Kemudian dalam salah satu wasiatnya
sebagaimana dinukil oleh Syikh Nawawi Al-Bantani dalam Nashaihul
Ibad, Sayyidul Auliya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani pernah
berpendapat bahwa tipe manusia dapat dibagi dalam empat kelompok besar:
Pertama,
رَجُلٌ لاَ لِسَانَ لَهُ وَلاَ قَلْبَ وَهُوَ
العَاصِى العَبِيّ
yaitu kelompok manusia yang tidak berlidah
dan tidak berhati merekalah para pendurhaka kepada Allah. Maka janganlah kita
sampai tergolong seperti mereka, apalagi berteman dengannya. Karena merekalah
penghuni sah neraka. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah
Al-A’raaf ayat 179:
ôs)s9ur $tRù&us zO¨YygyfÏ9 #ZÏW2 ÆÏiB Çd`Ågø:$# ħRM}$#ur ( öNçlm; Ò>qè=è% w cqßgs)øÿt $pkÍ5 öNçlm;ur ×ûãüôãr& w tbrçÅÇö7ã $pkÍ5 öNçlm;ur ×b#s#uä w tbqãèuKó¡o !$pkÍ5 4 y7Í´¯»s9'ré& ÉO»yè÷RF{$%x. ö@t/ öNèd @|Êr& 4 y7Í´¯»s9'ré& ãNèd cqè=Ïÿ»tóø9$# ÇÊÐÒÈ
179. dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.
Kedua,
رَجُلٌ لَهُ لِسَانٌ بِلاَ قَلْبٍ فَيَنْطِقُ
بِالْحِكْمَةِ وَلَايَعْمَلُ بِهَا يَدْعٌو النَّاسَ اِلَى اللهِ تَعَالىَ وَهُوَ
يَفِرّ مِنْهٌ
yaitu golongan yang memiliki lisan tetapi
tidak berhati. Mereka berbicara dengan manisnya hikmah namun tidak mengamalkannya.
Bahkan mereka mengajak orang-orang untuk menuju Allah swt. Tetapi mereka
sendiri malah menjauhkan diri dari-Nya. Kepada mereka Syaikh Abdul Qadir
mewanti-wanti kepada jangan sampai terbujuk keindahan rangakaian katanya yang
dapat membakarmu bahkan dapat pula kebusukan hatinya membunuhmu. Sebagaimana
Allah SWT berfirman dalam surah Ash-Shaff ayat 2-3:
$pkr'¯»t
tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
zNÏ9
cqä9qà)s?
$tB
w tbqè=yèøÿs?
ÇËÈ uã92
$ºFø)tB
yYÏã
«!$#
br&
(#qä9qà)s?
$tB
w cqè=yèøÿs?
ÇÌÈ
2. Wahai orang-orang yang beriman,
kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
3.
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan.
Ketiga,
رَجُلٌ لَهُ قَلْبٌ بِلَا لِسَانٍ وَهٌوَ مُؤْمِنٌ سَتَرَهُ اللهُ تَعَالَى
عَنْ خَلْقِهِ وَبَصَرِهِ بِعُيُوْبِ نَفْسِهِ وِنَوَّرَ قَلْبَهُ وعَرَّفَهُ
غَوَائِلَ مُخَالَطَةِ النَّاسِ وَشُؤْمِ الكَلاَمِ وَهُوَ وَلِيُّ اللهِ تعالى
مَحْفُوْظٌ فى سِتْرِ الله تعالى
yaitu kelompok memiliki hati tetapi tidak
berlisan, merekalah orang mukmin yang disembunyikan Allah swt dari orang lain,
serta Allah jaga matanya dengan perasaan hina akan dirinya sendiri. Kepada hati
kelompok inilah Allah memberikan cahaya, sehingga mereka mengerti dampak
bergumul (terusmenerus) dengan sesama manusia serta bahayanya banyak bicara.
Mereka inilah kekasih (wali) Allah swt yang senantiasa disembunyikan Allah
(dari khalayak ramai).
Allah ta’ala telah menjelaskan batasan, siapakah wali Allah
yang sesungguhnya. Dalam al Qur’an surat Yunus ayat 62-63, Allah telah
menjelaskan definisi wali Allah,
أَلَا إِنَّ
أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ . الَّذِينَ
آَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
“Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka
dan tidak (pula) mereka bersedih hati – jaminan masuk surga – (Yaitu)
orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.”
Berdasarkan kriteria yang disebutkan dalam ayat di atas, Imam Abu Ja’far
At-Thahawi memberikan sebuah kaidah:
“Setiap mukmin adalah wali Allah.
Dan wali yang paling mulia di sisi Allah adalah wali yang paling taat dan
paling mengikuti Al Qur’an. (Aqidah Thahawiyah).
ketika menafsirkan ayat ini, Ibn Katsir mengatakan:
“Allah mengabarkan bahwa
wali-wali-Nya adalah setiap orang yang beriman dan bertaqwa. Sebagaimana yang
Allah jelaskan. Sehingga setiap orang yang bertaqwa maka dia adalah wali
Allah.” (Tafsir Ibn Katsir, 4/278).
Keempat,
رَجُلٌ تَعَلَّمَ وَعَلَّمَ وَعَمِلَ بِعِلْمِهِ وَهُوَ
الْعَالِمُ بِالله تعالى وايَاتِه اسْتَوْدَعَ اللهُ قَلْبَهُ غَرَائِبَ عِلْمِهِ
وَشَرّحَ صَدْرَه لِقَبُوْلِ الْعُلُوْم
yaitu orang-orang yang belajar dan mengajar
dan beramal dengan ilmunya itulah orang-orang yang mengerti kebesaran Allah.
Oleh karena itulah menitipkan dalam hati mereka berbagai ilmu dan pengetahuan
dan juga Allah lapangkan dadanya guna menerima titipan-titpan pengetahuan
tersebut.
Maka kepada kelompok terakhir ini jangan
sampai kita menjauhinya apalagi menentangnya. Bahkan kalau perlu
sering-seringlah mendekatinya agar mendapatkan nasihat yang berguna.
$pkr'¯»t
tûïÏ%©!$#
(#þqãZtB#uä
#sÎ)
@Ï%
öNä3s9
(#qßs¡¡xÿs?
Îû
ħÎ=»yfyJø9$#
(#qßs|¡øù$$sù
Ëx|¡øÿt
ª!$#
öNä3s9
( #sÎ)ur
@Ï%
(#râà±S$#
(#râà±S$$sù
Æìsùöt
ª!$#
tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
öNä3ZÏB
tûïÏ%©!$#ur
(#qè?ré&
zOù=Ïèø9$#
;M»y_uy
4 ª!$#ur
$yJÎ/
tbqè=yJ÷ès?
×Î7yz
ÇÊÊÈ
11. Hai orang-orang beriman apabila kamu
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Demikianlah empat macam golongan manusia
hasil pengkelompokan Syiakh Abdul Qadi al-Jailani. Tentunya pengelompokan ini
merupakan hasil penelitian yang cermat dengan berbagai pertimbangan dhahir dan
bathin. Mengingat beliau sebagai seoang sayyidul auliya yang mengetahui dengan
persis karakter manusia-manusia yang dicintai maupun dibenci Allah swt.
Selanjutnya Syaikh Abdul Qadir menutup
nasihat dan hasil penelitiannya ini dengan sebuah penekanan yang berbunyi:
اِعْلَمْ
اَنَّ أَصْلَ الزُّهْدِ الإِجْتِنَابُ عَنِ الْمَحَارِمِ كَبِيْرُهَا
وَصَغِيْرُهَا وَاَدَاءُ جَمِيْعِ الْفَرَائِضِ يَسِيْرُهَا وَعَسِيْرُهَا
وَتَرْكُ الدُّنْيَا عَلىَ اَهْلِهَا قَلِيْلُهَا وِكَثِيْرُهَا
Ketahuiah bahwa pokok-pokok ajaran zuhud
adalah menjauhi berbagai hal-hal yang dilarang (haramkan) Allah swt, baik yang
besar maupun kecil. Serta menjalankan berbagai kewajiban (faraidh) baik yang
mudah maupun yang susah. Serta menyerahkan urusan dunia kepada para ahlinya
(yang berkepentingan) baik urusan kecil maupun urursan besar.
Keterangan penutup ini seolah memberikan
isyarat kepada kita semua bahwa zuhud bukanlah sesuatu yang berat dan spesial
yang hanya bisa dilakukan orang-orang tertentu. tetapi zuhud adalah prilaku alamiah yang dapat dicapai dengan
berlatih dan berlatih memulai dari hal yang kecil. Zuhud tidak semata bersifat
penghindaran, tetapi juga bersifat pelaksanaan. Dengan melaksanakan berbagai
kewajiban syariah sama artinya dengan melatih diri membiasakan zuhud.
Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah,
Dari keterangan di atas marilah kita meraba
diri kita sendiri, termasuk ke dalam kelompok manakah diri ini. Janganlah kita
menilai orang lain dengan mengelompokkan dalam kelompok yang buruk. Karena
menganggap orang lain lebih buruk dari diri kita adalah suatu keburukan
sendiri.
Demikianlah khutbah jum’ah yang
singkat ini semoga Allah swt
memposisikan kita dalam kelompok orang-orang yang beruntung dan dicintai-Nya.
Walaupun untuk menuju kesana kita sangat mengandalkan petunjuk dari-Nya. Amin
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا
ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى
اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.
اَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ
وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى
اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ
اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنِ
وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ
وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ
اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ
فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ اَكْبَرْ
0 komentar:
Posting Komentar